Sejak pukul 07.30 WIB, para karyawan menyampaikan tuntutan lewat unjuk rasa bersama di depan gerbang utama Point A ExxonMobil Lhoksukon, Aceh Utara, sekitar 25 kilometer arah timur kota Lhokseumawe. Aksi itu diawasi ketat oleh pasukan TNI yang bertugas mengamankan aset ExxonMobil. Satu unit mobil pemadam kebakaran terlihat parkir di dekat pagar tempat para karyawan kontrak beraksi.
Kami terpaksa mogok setelah pertemuan dengan manajemen dua hari lalu gagal mencapai kesepakatan sebagaimana yang diharapkan, kata Syamsul Bahri, seorang karyawan kontrak yang juga Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia Cabang Aceh Utara.
Syamsul mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada manajemen agar pemutusan hubungan kerja tidak dilakukan dalam kondisi keamanan di Aceh seperti sekarang ini. Alasannya, dalam situasi darurat militer para pekerja sulit untuk mencari tempat bekerja baru. Alasan ini juga sudah kami sampaikan ke Bapak Danrem sebagai penanggung jawab teritorial di sini.
Namun, kata Syamsul, perusahaan asal Amerika Serikat itu akan terus melakukan pemutusan hubungan kerja karena masa kontrak kerja dianggap sudah selesai dan alasan perlu melakukan efisiensi menyusul makin menipisnya cadangan gas alam.
ExxonMobil membantah pihaknya telah melakukan pemutusan hubungan kerja massal. Deva Rachman, juru bicara ExxonMobil kepada Tempo News Room mengatakan, yang terjadi adalah pihaknya tidak dapat memperpanjang kontrak terhadap sejumlah perusahaan kontraktor karena adanya penurunan pekerjaan di lingkungan ExxnonMobil sendiri. Itu kan sangat beda antara PHK dan ada kontrak yang tidak diperbaharui, katanya.
Deva mengakui, pihaknya merasa tidak punya pilihan lain untuk menempuh hal itu karena memang kontrak-kontrak yang akan berakhir pada akhir Juni nanti tidak bisa diperbaharui. Itu dampak dari penurunan produksi gas dan kekurangan pekerjaan yang substansial, dia memberi alasan. (Zainal BakriTempo News Room)