Pihak Bank Dunia menyatakan siap menolong Indonesia dalam masa transisi, jika program bantuan International Monetery Fund (IMF) tidak lagi berlanjut. Meski demikian, Bank Dunia menilai, ada indikasi Indonesia sudah lebih mandiri dalam soal pendanaan.
Demikian dikatakan Koordinator Pengembangan Sektor Swasta Bank Dunia, Bernard Drum, di sela-sela Forum Sektor Swasta di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/6). Dia menegaskan, meski tidak berlanjutnya program IMF, tidak berarti kantor Bank Dunia di Jakarta akan ikut ditutup. Bank Dunia, katanya, akan tetap menjadi ketua CGI (Consultative Group for Indonesia). "Bank Dunia siap bantu Indonesia dalam masa transisi IMF ke program yang lebih bagus," katanya.
Bernard mengatakan, pihaknya berkomitmen tetap melanjutkan pendanaan kepada Indonesia. Bantuan yang diberikan Bank Dunia sendiri, rata-rata US$ 400 hingga US$ 500 juta pertahun. Jumlah bantuan tersebut, menurutnya, jauh lebih kecil dibanding sebelum krisis di Indonesia. Bantuan tersebut lebih ditujukan untuk mendorong pendanaan bagi Indonesia. Menurut Bernard, pihaknya bisa memahami beban pinjaman yang diterima Indonesia. Oleh karena itu, Bank Dunia akan memaksimalkan sumber-sumber hibah bagi Indonesia. Pinjaman yang diberikan Bank Dunia sendiri, separo lebih rendah dari keadaan normal. "Kami akan memaksimalkan mencari sumber-sumber hidah," katanya.
Sementara itu, salah satu lembaga grup Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), menyatakan, segera menyalurkan bantuan hibah untuk kawasan timur Indonesia, sebesar US$ 20 juta. Indonesia Enterprise Development Facility IFC, Euan Marshall, mengatakan, hibah tersebut akan disalurkan hanya untuk 4 provinsi, yakni Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur dan Bali. "Program untuk membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) ini, merupakan hibah, bukan pinjaman. Jadi tidak ada beban hutang," katanya.
Menurut Marshall, permasalahan yang dihadapi para pengusaha swasta di Indonesia timur, yakni sulitnya akses ke keuangan, rumitnya regulasi dan kebutuhan pelatihan ketrampilam. Oleh karena itu, IFC sendiri berencana membuka kantor cabang di Makassar.
Ia menegaskan, IFC berkonsentrasi pada pengentasan kemiskinan. Namun demikian, IFC tidak akan menyalurkan langsung kredit kepada para pelaku usaha. Melainkan, tetap melalui perbankan lokal dan nasional. Walikota Makassar, HB. Amiruddin Maula, menyatakan menyambut baik rencana IFC untuk ikut menggairahkan dunia usaha di daerahnya, dengan membuka kantor cabang. Pihak pemerintah kota Makassar bekerjasama dengan Bank Dunia, katanya, sengaja menggelar Forum Swasta, untuk mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi sektor swasta. Forum tersebut bertujuan mempromosikan dialog antara pemerintah lokal dengan sektor swasta untuk meningkatkan lingkungan usaha di Makassar. Forum itu sendiri iikuti ratusan pelaku usaha swasta, kalangan perbankan dan pemerintah daerah. "Diharapkan hasil dari forum ini dapat ditindaklanjuti dengan langkah yang konkret, baik oleh pihak masyarakat, pengusaha maupun pemerintah kota," katanya.
(Muannas-TNR)