Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri, Dino Pati Djalal, sebelum pertemuan dengan pejabat Kedutan Besar AS, Senin (7/7) sore, menyatakan pemanggilan tersebut berkait dengan pro kontra yang timbul setelah peristiwa melintasnya kelima pesawat AS itu. Beberapa instansi terkait seperti Departemen Luar Negeri maupun TNI Angkatan Laut belum mengetahui secara pasti apakah pesawat tersebut telah memiliki izin untuk melintas atau tidak.
Sebelum menerima dua orang staf atase politik Kedubes AS sekitar pukul 16.00 WIB, Departemen Luar Negeri mengadakan rapat koordinasi untuk memutuskan perlu tidaknya menyampaikan sikap protes kepada pemerintah dan militer Amerika atas aksi lima pesawat tempur mereka. Rapat yang dihadiri sejumlah pejabat teknis dari Departemen Luar Negeri, Kementrian Koordinator Politik dan Keamanan, Departemen Pertahanan, TNI Aangkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Darat, akan menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan.
Pihak Departemen Luar Negeri yang diwakili Dino Pati Djalal, dalam pertemuan dengan staf Kedubes AS juga akan meminta penjelasan secara rinci mengenai posisi kapal induk USS Carl Vincent saat ini, apakah berada di wilayah teritorial Indonesia atau di wilayah laut internasional. Kapal induk ini sebelumnya berlayar dari Australia menuju Singapura yang kemudian Kamis lalu mendaratkan lima pesawat tempur F-18 di sekitar laut Cina Selatan.
Sampai saat ini, setelah rapat koordinasi usai dan dilanjutklan pertemuan dengan pejabat Kedutaan AS, tidak ada pernyatan yang dari pihak Departemen Luar Negeri. Direktur Informasi dan Media Departemen Luar Negeri Wahid Supriyadi ketika diminta penjelasan seputar hasil rapat koordinasi hanya menjawab tidak ada pernyataan apa-apa. Percuma wartawan menunggu di sini, karena sampai pertemuan berakhir ada kesepakatan tidak akan mengeluarkan statement apa pun secara lisan berkait dengan hal ini, katanya. (Anastasya-Tempo News Room)