TEMPO Interaktif, PURWAKARTA: Ratusan sopir angkutan kota (angkot) yang beroperasi di wilayah kota Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (30/7), melakukan aksi mogok. Aksi yang dimulai sejak pkl.09.00 Wib. tersebut, kontan melumpuhkan hampir seluruh jaringan transportasi kota, dan menelantarkan ribuan penumpang. Aksi, mogok dipicu oleh kebijakan dinas perhubungan setempat, yang secara diam-diam melakukan penambahan armada angkot khususnya di jalur padat.
Sejumlah sopir angkot yang ditemui Tempo News Room secara terpisah mengatakan, kesal dengan kebijakan oknum dinas perhubungan yang terus melakukan penambahan jumlah angkot dengan dalih peremajaan.
Eyo, 36 supir angkot Jalur 02 mengatakan, aksi demo kali ini merupakan susulan dari aksi demO sebulan lalu, yang juga menuntut dinas perhubungan menghentikan penambahan jumlah angkot. "Nyatanya mereka terus melakukan penambahan lagi," kata Eyo. Dalihnya peremajaan angkutan kota.
Tapi ujar Ade, supir angkot Jalur 01, angkot yang trayeknya sudah diremajakan, masih saja dioperasikan. Kalau terus dilakukan penambahan, terutama di jalur 01 dan 02 angkot akan semakin menumpuk. Dampaknya, akan berkurang jumlah penumpang juga mengurangi jumlah penghasilan. Padahal, uang setoran terus mengalami kenaikan. "Sebulan lalu, majikan saya masih menetapkan setoran Rp.90 ribu, sekarang naik jadi Rp. 120 ribu per hari," kata Eyo. Ia dan kawan-kawannya mengaku paling banter kebagian Rp. 20 ribu hingga Rp.25 ribu. Padahal, sebelumnya, penghasilannya bisa mencapai Rp.45 sampai Rp.50 ribu per hari.
Supir angkot menduga penambahan jumlah angkot hasil kerja sama antara dealer dengan dinas perhubungan. Untuk menyampaikan aspirasinya, ratusan supir angkot mendatangi gedung DPRD. Mereka diterima oleh anggota Komisi D yang membidangi masalah transportasi. Pertemuan itu tak membuahkan hasil, maka Ketua Komisi D, Pardjo Soeseno, menyelenggarakan pertemuan ulang pada Kamis (31/7).
Bupati Purwakarta Lily Hambali Hasan, mengaku dinas perhubungan memang menambah jumlah angkot Jalur 01 dan 02 masing-masing tiga buah. "Sesuai laporan dinas perhubungan, penambahan itu sudah disetujui semua pihak termasuk Organda," kata Lily. Ia berjanji secepatnya menyelesaikan persoalan penambahan angkot yang terus memancaing aksi demo supir angkot.
Bupati juga memerintahkan Kepala Tata Usaha Dinas Perhubungan, Enang Suparman, menerjunkan seluruh kendaraan milik Pemda dan meminta bantuan Polres Purwakarta, untuk mengangkut ribuan penumpang yang terlantar aksi pemogokan supir angkot.
Pantauan TNR, aksi mogok sopir angkutan kota khususnya trayek 01, 02, 05, 06 dan 07 sampai Rabu pkl. 16.15 Wib. masih melakukan aksi mogok. Jalan protokol seperti Jalan Sudirman, Jalan Veteran, Jalan Martadinata, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pahlawan, nyaris kosong melompong dari angkutan kota. Akibatnya penumpang menumpuk di pusat keramaian, seperiti Golden Star, Purwakarta Plasa dan Yogya Deptstore serta di lokasi perumahan.
Yanti Agustina, pelajar SLTPN Jatiluhur mengaku terpaksa jalan kaki sepanjang tiga kilometer dari terminal Ciganea ke wilayah kota. "Sudah tanggung mau ke kota, ya sudah jalan kaki saja," kata Yanti. Hal serupa juga dialami Susi dan Tati, siswa SMU PGRI 1. Sedangkan Djubaedah terpaksa harus naik ojek dari pasar Jumat ke Sadang yang berjarak lima kilometer dengan membayar Rp.10 ribu. "Terpaksa, dari pada sampai rumah sore," keluhnya. Ongkos angkot di Purwakarta buat semua jurusan Rp.1000 sedang pelajar dan mahasiswa Rp.500.
nanang sutisna-Tempo News Room