TEMPO Interaktif, Jakarta:Cadangan devisa Indonesia masih kurang kuat.
Pemerintah saat ini tidak memiliki rencana untuk mempercepat pembayaran hutang kepada IMF. Hal ini disampaikan Deputi Senior Bank Indonesia Anwar Nasution kepada para wartawan di gedung Departemen Keuangan Lapangan Banteng Jakarta Senin (11/8) siang.
Anwar menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami masa-masa ketidakpastian yang cukup banyak. Bukan hanya pemilu. Belum setahun peledakan bom di Bali sudah ada bom meledak di Marriot, katanya. Untuk menghadapi hal ini, tambah Anwar, pemerintah memerlukan cadangan devisa yang cukup besar. Kalau tidak ada uang bagaimana kita bisa memberikan ruang gerak bagi perbaikan ekonomi kita, ujar Anwar.
Anwar sendiri mengatakan bahwa walaupun ada dana dari IMF, cadangan devisa Indonesia masih kurang kuat. a menambahkan bahwa masih banyak sektor lain yang bisa digarap.
Anwar meminta agar hubugan RI dengan IMF tidak dicampuradukkan dengan hal-hal yang sifatnya politis. Hati-hati berpikir. Jangan mencampuradukkan politik dengan ekonomi, apalagi politik nasionalis yang sangat sempit, tegasnya.
(Mahdi-TNR)