Bentrokan bermula sekitar pukul 16 sore hari Minggu. Sekitar jam-jam tersebut, datang puluhan truk massa kontra pemekaran. Mereka datang dari arah Kuala Kencana, langsung menuju Kantor Tata Disantara (TDS), Jalan Cendrawasih 28, yang menjadi pusat segala proses pemekaran tersebut .
Kedatangan mereka disambut sekitar 50 orang massa pro pemekaran provinsi, yang menunggu di halaman depan Gedung TDS dengan senjata di tangan. Selain golok, massa pro pemekaran ini juga bersenjatakan panah. Meeka sengaja tinggal di sana untuk mempertahankan papan mempertahankan papan nama provinsi dan gedung yang menjadi pusat kegiatan pemekaran itu.
Lima belas menit kemudian, massa kontra pemekaran mulai mendesak masuk halaman kantor. Sambil berusaha menjebol pagar halaman kantor untuk merobohkan papan nama. Cabut! Cabut papan nama! teriak mereka sambil terus mendesak. Akibat provokasi ini, massa penjaga gedung terpancing untuk melepaskan anak panah kea rah massa yang kontra. Tak terhindari, bentrokan pun terjadi, diwarnai lemparan batu dan bidikan anak panah. Namun, karena jumlah massa kontra pemekaran jauh lebih besar, mereka berhasil menyerbu masuk. Selain merobohkan papan nama bertuliskan Provinsi Irian Jaya Tengah, mereka pun memasuki kantor sementara provisni itu dan mengacak-acaknya. Selama bentrokan, tak terlihat satu pun aparat kepolisian yang biasanya menjaga tempat tersebut.
Usai bentrokan, puluhan orang terlihat mengalami luka-luka. Seseorang yang kemudian diidentifikasi sebagai Jimmy Beanal, seorang staf Lemasa, meninggal akibat luka panah di lambungnya. Senin besok, jenazah Jimmy direncanakan akan dibawa ke Gedung DPRD Kabupaten Mimika.
Diantara korban-korban luka, terdapat Ketua Panitia Pemekaran Provinsi Irian Jaya Tengah yang juga Ketua DPRD Kabupaten Mimika Mariska Onowine, serta Andreas Anggaibak. Kini hampir seluruh korban dirawat di Rumah Sakit Mitra Masyarakat di SP 5, Timika.
Bentrokan lain masih mungkin terjadi. Pasalnya, massa kontra pemekaran masih berkumpul di Kwamki Lama. Mereka marah karena kematian Beanal serta digunakannya panah oleh massa pro pemekaran dalam bentrokan tersebut. Kapolres Mimika Paulus Waterpauw mengatakan pihaknya segera menerapkan kondisi siaga satu di wilayah tersebut. Untuk antisipasi, kita menyiapkan 400 orang anggota, katanya.
lita oetomo/marwelus dou/TNR