Namun Paul menolak menyebutkan identitas kelima orang itu karena masih melakukan pemeriksaan. Paul menyatakan, akan menambah jumlah pasukan di Timika yang semula empat kompi (400 orang), mengingat situasi saat ini masih tanda tanya besar. Sebab, katanya, masyarakat dari daerah pegunungan masih berdatangan terus menuju ke kota Timika. "Situasi saat ini kelihatannya masih tanda tanya besar karena masyarakat masih datang terus,"ujarnya.
Hari ini terjadi baku panah antara pihak yang bertikai yang mengakibatkan 42 korban luka akibat pertikaian baku panah hari ini dan 3 diantaranya kritis di Rumah Sakit Mitra Masyarakat di SP 5, Timika. Dari pihak pro, Yohanes Anggaibak terkena panah pada paha kanannya dan kabarnya kondisinya sedang kritis, M Kogoya terkena lemparan batu, Semusi Amisni, T Tabuni, M Kogoya, L Kogoya dan Yuli Betamon.
Ribuan massa pro pemekaran yang terfokus di Kantor Garuda, Senin (25/8) sejak pukul 09.00 WIT sampai dengan pukul 14.00 WIT. Mereka berhadapan langsung dengan massa kontra yang terfokus di depan Toserba Cahaya Perkasa. Kedua kelompok berada di sepanjang Jalan Cenderawasih, kata Thomas Wanmang, salah satu tokoh masyarakat dari Lembaga Masyarakat Adat (Lemasa) Suku Amungme.
Masih kata Thomas, dengan adanya korban mati dari pihak kontra pemekaran, secara adat perbuatan itu harus dibalas. Hal ini lah yang sampai sekarang masih dianut dan kita sebagai tokoh masyarakat merasa kesusahan. "Makanya, baku panah pun terjadi di sepanjang jalan itu, yang jaraknya antara 50-70 meter dari kedua belah pihak," katanya saat dihubungi lewat telepon selularnya di Timika.
Selain itu, Thomas menambahkan bahwa pada Selasa (28/8) kedua belah pihak, antara massa pro dan kontra akan melakukan pembakaran batu sebagai simbol berakhirnya pertikaian. "Rencana, kami akan bakar dua korban mayat yang mati pada pertikaian ini, yakni Jimmy Beanal, salah satu staf Lemasa (Lembaga Masyarakat Adat), dari pihak kontra (pemekaran), terkena panah di bagian perutnya dan Lukas Kom dari pihak pro pemekaran, yang terkena panah di halaman Gedung TDS," ujar Thomas yang sekarang ini bertahan di Kwamki Baru dengan dua ribuan massa kontra pemekaran.
lita oetomo-Tempo News Room