“Kita ingin lepas dari pertumbuhan yang hanya empat sampai lima persen,” katanya di seminar “Konferensi Pertumbuhan Nasional” di Jakarta, Selasa (16/9).
Menurut Dorodjatun, pertumbuhan ekonomi dibawah tujuh persen tidak akan cukup menyerap jumlah pengangguran yang jumlahnya sekitar 40 juta orang. “White Paper harus dipakai secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Dorodjatun mengatakan paket kebijakan ini tidak ditujukan untuk mengganti rencana pembangunan tahunan yang disusun Bappenas atau RAPBN 2004. Tapi, paket ini akan dipakai sebagai pedoman oleh seluruh departemen, gubernur, dan bupati dalam menjalankan program-program ekonomi pada 2004. “Hal ini penting karena kita ingin pertumbuhan cepat mencapai tujuh persen,” katanya.
Paket kebijakan itu, tambah Dorodjatun, juga ditujukan untuk merangsang makin tingginya produktivitas nasional yang akan memancing investor kembali menanamkan modalnya di Indonesia. Para investor, menurutnya, biasanya memperhatikan kriteria yang dipakai oleh lembaga survei internasional yang melihat sarana penunjang kemajuan ekonomi. Ia mencontohkan, produktivitas yang tinggi di pelabuhan akan dipakai sebagai patokan investor yang bergerak disektor ekspor dan impor.
Tapi Dorodjatun mengakui, dari berbagai kriteria yang dibuat oleh lembaga internasional itu sampai kini belum ada kriteria yang dibuat oleh Indonesia sendiri. “Padahal kriterianya sudah sangat jelas seperti guncangan ekonomi akan menggangu produktivitas nasional kita,” katanya.
Dorodjatun mencontohkan, ketika pada tahun 2001 produktivitas Indonesia dinilai jelek. Penyebabnya, tambahnya, adalah adanya guncangan dan tidak menentunya nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Tapi untuk tahun ini, Dorodjatun optimis dengan makin stabilnya rupiah yang cenderung menguat akan menyebabkan produktivitas Indonesia kembali meningkat. “Tentu saja perkembangan ini akan dilihat oleh dunia internasional sebagai perkembangan yang menggembirakan,” katanya.
Oleh karena itu, kata Dorodjatun, Paket Kebijakan Ekonomi Pasca IMF yang dibuat oleh pemerintah itu diharapkan bisa mendukung membaiknya iklim investasi diseluruh kawasan Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi tujuh persen bisa segera tercapai.
Bagja Hidayat - Tempo News Room