Menurut Amien, Pembubaran itu perlu untuk dilakukan apabila memang sekolah ini menghasilkan kader-kader yang tidak menghargai hak-hak manusia. "Sangat berbahaya jika pejabat pemerintahan yang sejak awal dididik menjadi orang yang garang dan berdarah dingin," kata dia. Untuk mengisi kekosongan pendidikan, calon pejabat itu bisa diambilkan dari lulusan perguruan negeri dan swasta yang sama kualitasnya.
"Saya tidak tahan kalau melihat kalau mahasiswa baru dianggap sebagai truwelu (kelinci) yang dipenthungi (pukuli) bahkan seperti tikus," kata Amien. Ia meminta ketegasan pemerintah untuk minimal membekukan sekolah itu. Dia neninta pemerintah mengusut dan menindak tegas para pelaku kekerasan. Sedangkan siswa yang masih bersih dan bagus, kata Amien, bisa dimasukkan ke Institut Ilmu Pemerintahan.
Purwanto - Tempo News Room