Iklan
TEMPO Interaktif, Banten: Kejaksaan Tinggi (Kejati) Banten menahan Zainal Ali Abidin, karyawan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten. Zinal sempat kabur selama dua bulan setelah membawa kabur dana proyek pembebasan lahan di pelabuhan Karangantu senilai Rp 265 juta. Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasipenkum) Damly R Purba, Kamis (2/10) mengatakan, tersangka pelaku korupsi itu berhasil ditangkap setelah Kejati membentuk tim khusus. "Ia ditangkap ketika sedang beristirahat di tempat persembuyiannya di Rangkasbitung, Rabu kemarin," kata Damly. Setelah ditangkap, tersangka langsung dititipkan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Serang. "Ia ditangkap karena sudah resmi dinyatakan sebagai tahanan," katanya. Sementara itu, Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Banten, Mawardi Amin mengatakan, selain Zainal, masih ada dua tersangka lain yang juga akan ditahan karena terkait dalam kasus tersebut. Mereka adalah Agus Kuspiandi, mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Banten dan Tono Patoni, bendahara proyek. Dari hasil pemeriksaan kejaksaan tinggi, ketiga tersangka sengaja bersama-sama menggelapkan dana proyek pembebasan lahan 6.600 meter persegi di pelabuhan Karangantu. "Mereka sengaja menggelembungkan nilai pembebasan lahan hingga mencapai Rp 1 miliar, tapi kenyataanya yang dibayarkan tidak sebesar anggaran yang diperuntukan," katanya. Akibat penggelapan itu, negara dirugikan Rp 265 juta. "Kami masih akan meminta angka pastinya dari Badan Pemeriksa Keuangan, yang mengaudit proyek ini," katanya. Adapun biaya pembebasan lahan, diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi Banten 2002. Proyek ini sekarang terbengkalai, karena masih banyak pemilik lahan belum menerima ganti rugi. "Gimana mau pindah mereka memaksa membayar lahan kami seharga sebungkus rokok," ujar Daeng Salama seorang warga yang lahannya terkena proyek pelabuhan. Faidil Akbar - Tempo News Room
Iklan
