Setidaknya demikian menurut Dr. Ali Rosidi peneliti dari Central for Statistical Services (CSS) dalam pemaparan proyeksi ekonomi 2004-2005 di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta, Rabu (15/10) siang.
Menurut Ali, besarnya perkiraan inflasi tahun 2004 berasal dari pengaruh gerak data inflasi bulan-bulan sebelumnya dan sisanya diperkirakan berasal dari sumbangan administered price atau kenaikan harga yang ditetapkan/dikendalikan oleh pemerintah, dan sumbangan komoditas yang punya bobot sangat besar seperti beras dan uang sekolah.
Dalam perhitungan CSS, perkiraan inflasi 8,95-10,50 persen didapat apabila tarif listrik tidak mengalami kenaikan. Apabila tarif listrik tidak naik, sementara tarif telepon naik 15 persen, tarif PAM naik 30 persen dan gaji pegawai negeri naik 10 persen, uang sekolah naik 10 persen dan harga beras naik 5 persen maka inflasi diperkirakan akan mencapai 8,95 persen.
Sementara, apabila tarif listrik dan harga bensin premium, solar serta minyak tanah tidak mengalami kenaikan, dan tarif telepon, tarif PAM, gaji pegawai negeri, uang sekolah dan harga beras bertambah 5-10 persen dari perkiraan yang disebutkan sebelumnya, maka inflasi tahun 2004 diperkirakan akan mencapai 9,7 persen.
Dengan asumsi yang sama seperti diatas, dan tarif telepon naik sampai 25 persen, tarif PAM, naik sampai 50 persen, gaji pegawai negeri naik sampai 30 persen, uang sekolah naik menjadi 20 persen dan harga beras naik sampai 15 persen, maka inflasi akan mencapai 10,5 persen.
Selain itu, apabila tarif listrik dan BBM tidak mengalami kenaikan, sedangkan tarif telepon, tarif PAM, gaji pegawai negeri, uang sekolah dan harga beras naik antara 15-25 persen maka inflasi 2004 diperkirakan akan mencapai 8,4-10,1 persen.
Menurut Ali, dalam perkiraan inflasi 2004 simulasi kenaikan harga administered price masih menjadi komponen utama dalam perhitungan. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan harga BBM, tarif dasar listrik, tarif telepon dan kenaikan gaji pegawai negeri menjadi komponen utama dalam penghitungan perkiraan inflasi 2004.
Selain itu, beberapa komoditas yang harga atau tarifnya tidak langsung dikendalikan oleh pemerintah seperti beras dan uang sekolah, juga mempunyai andil yang cukup besar pada penghitungan inflasi 2004.
Beberapa komoditas, baik yang harganya ditetapkan ataupun tidak langsung dikendalikan oleh pemerintah jelas memberikan sumbangan utama dalam penghitungan inflasi, yang bisa dibuktikan oleh penghitungan beberapa komoditas yang memberi sumbangan untuk inflasi tahun 2003. Sedangkan, inflasi selama periode Januari sampai 2003, bervariasi mulai dari yang tertinggi pada bulan Agustus ketika inflasi mencapai 0,84 persen sampai deflasi pada bulan Maret yang mencapai -0,23 persen.
Inflasi nasional tahun 2003 perbulannya adalah sebagia berikut: Januari 0,80 persen, Februari 0,20 persen, Maret -0,23 persen, April 0,19 persen, Mei 0,21 persen, Juni 0,09 persen Juli 0,03 persen, Agustus 0,84 persen dan September 0,36 persen.
amal ihsan/anastasya/TNR