Setidaknya inilah kesimpulan yang dipaparkan Komet Mangiri peneliti dari Central for Statistic Services (CSS) dalam acara Proyeksi Ekonomi dan Sosial Prospek 2004 -2005 di gedung Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (15/10) siang.
Perhitungan ini, menurut Komet, menunjukkan pertumbuhan yang melambat dibanding tahun ini. Berbagai peristiwa politik yang akan terjadi seiring pemilihan umum mendatang, membuat banyak pihak cenderung akan terlibat di dalam proses demokrasi itu dan mempengaruhi perekonomian.
Peran individu, misalnya kata Komet, adalah menggunakan pendapatannya membantu dan membelanjai kegiatan pemilu. Seperti memberi sumbangan kampanye, menyiapkan peralatan kampanye, mensponsori kegiatan pertemuan, jelas Komet. Alokasi waktu dan tenaga bergeser dari kegiatan rutin ke kegiatan politik seperti pemilu. Reaksi mereka, yaitu individu dan institusi juga harus diperhitungkan apabila hasil pemilu tidak seperti yang mereka harapkan.
2004 secara nasional ekspansi ekonomi hanya melalui permintaan konsumsi sedang permintaan investasi dan ekspor tidak akan ada perubahan yang berarti, papar Monang. Investasi akan cenderung stagnan menunggu hasil pemilu.
Faktor sosial politik merupakan faktor dominan yang menentukan perekonomian Indonesia kini. Ada hubungan timbal balik antara perilaku aktor ekonomi yang menggerakkan usaha ekonomi dengan perilaku pelaku sosial politik di dalam masyarakat.
Komet mengharapkan pertumbuhan ekonomi 2003 semester II ini dapat tumbuh lebih cepat dibanding semester I. Apalagi, kata dia, pertumbuhannya yang sudah mencapai separuh jalan ini sudah mencapai 3,6 persen yang kebetulan hampir sama dengan pertumbuhan 2002 sebesar 3,7 persen. Faktor sosial politik semester II amat kondusif yang dapat menghasilkan pertumbuhan akseleratif.
Anastasya Andriarti/TNR