Menurutnya, perilaku pejabat pemerintah dan masyarakat Indonesia menjadi faktor utama baik buruknya ekonomi setelah lepas dari tangan IMF. “Dalam hal potensi ekonomi, tidak ada yang kita takutkan. Tapi kalau perilaku kita masih seperti ini, kita akan tetap terpuruk,” tandas Anwar dalam Seminar Nasional Tentang Strategi danPlanning Pasca IMF, di Universitas Sebelas Maret (UNS)Solo, Senin (20/10).
Anwar menyoroti mentalitas para pejabat, pelakuekonomi dan masyarakat Indonesia sendiri yang telahmenyebabkan terjadinya krisis berkepanjangan. Anwar menyebutkan bahwa perilaku masyarakat kita saat ini tak ubahnya seperti perilaku masa jahiliyah. Banyak laporan-laporan bohong, tidak ada aturan hukum yang tegas dan seabrek kebobrokan mental lainnya. Inilah sebenarnya yang menurut Anwar menjadi faktor utama krisisberkepanjangan ini.
Karena itu Anwar ragu jika mentalitas masyarakatIndonesia tidak diubah, kondisi perekonomian setelahpemutusan dengan IMF akan tetap terpuruk.”Jangan harap kita nanti akan lebih baik kalau tidakdisiplin dan tidak mengubah kebobrokan mental kita,” katanya.
Menurut Anwar, dari sisi potensi ekonomi dan cadangan devisa yang dimiliki, Indonesia sebenarnya memangtidak perlu takut lepas dari IMF. “Kita punyacadangan devisa memadai, yakni 34,7 miliardolar AS. Ini jelas celengan yang cukup memadai,” kata Anwar.
Diluar cadangan devisa tersebut, lanjut Anwar, saat ini pemerintah juga tengah mengupayakan fasilitas pinjaman lunak dari Cina sebesar 1 miliar dolar AS,dari Jepang 3 miliar dolar AS serta dari Korea sebesar1 miliar dolar AS.
anas syahirul/TNR