Menurut Marlo Sitompul, Koordinator Persatuan Rakyat Tergusur, pihaknya menengarai telah terjadi penyelewengan dalam penyaluran dana kemanusiaan itu. “Kami tidak menuduh, hanya saja kami telah menemukan indikasi ke arah itu (dugaan penyelewengan),” katanya kepada Tempo News Room.
Ia menjelaskan, ada indikasi dana bantuan berupa uang Rp 300 ribu per kepala keluarga itu telah jatuh ke tangan yang salah. Ia mencontohkan beberapa warga, Jumat (31/10), sekitar pukul 15.00 WIB, menemukan mobil Trantib Cengkareng Timur justru berbelok ke arah pemukiman warga RT 04 dan 06/RW 14 Cengkareng. Padahal mereka bukanlah korban penggusuran. “Letak pemukiman mereka sekitar 2 kilometer dari Kampung Baru yang digusur,” jelas Marlo.
Para korban penggusuran berencana mengadukan hal ini kepada Menko Kesra. “Sebelumnya mereka telah berjanji akan menyalurkan bantuan langsung ke warga, bukan melalui pejabat terkait. Kenapa malah jadi begini,” katanya. Rencananya warga akan mengajak Menteri atau stafnya untuk mengadukan kasus ini bersama-sama ke Polres Jakarta Barat. Mereka akan menuntut aparat mengusut tuntas penyelewengan ini.
Saat ini, dari 290 paket yang rencananya diperuntukkan bagi korban pengusuran, hanya 100 paket yang dapat diselamatkan. “190 paket lainnya terlanjur telah dibagikan kepada warga RT 04 dan 06/RW 14. Itu pun setiap paket sudah disunat 100 ribu,” jelas Marlo. Paket tersebut berisi beras 30 liter, 2 helai selimut, 1 buah sarung dan uang sejumlah Rp 300 ribu.
Anastasya Andriarti - Tempo News Room