Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Asosiasi Niaga Pupuk Indonesia (ANPI) menyarankan agar proses pengolahan pupuk menggunakan bahan bakar batu bara. Indonesia kan kaya batu bara, lebih baik ganti saja gas dengan batu bara, kata Johan Unggul, Ketua ANPI di Jakarta, Jumat (20/2). Menurut Johan, penggunaan batu bara lebih murah dibandingkan dengan penggunaan gas. Biaya produksi urea paling tinggi itu di bahan bakar, kata dia. Menurutnya, perubahan bahan bakar ini seharusnya didesain sejak awal. Daripada seperti sekarang banyak yang tidak jalan, kata dia. Ia mencontohkan, pabrik pupuk besar di Aceh yang tidak bisa produksi karena ketiadaan gas. Sekarang kan juga masalahnya pemerintah sudah menganggarkan subsidi untuk gas, tapi uangnya tidak cair-cair, ujarnya. Cina pun lebih memilih menggunakan batu bara dibandingkan dengan gas. Di Indonesia, menurut Johan, batu bara mudah didapatkan, jadi produksi diharapkan lebih efisien dengan pengalihan bahan bakar ini. Sekarang gas lebih menguntungkan bila diekspor, kata dia. Teknisnya, untuk perubahan ini tidak perlu semua industri sekaligus. Perlu dijajaki satu per satu, katanya. Ia berharap, dengan harga yang lebih murah ini, pengguna pupuk, terutama petani, bisa lebih tertolong dalam meningkatkan daya saingnya. Anastasya - Tempo News Room
Iklan
