Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ribuan Mahasiswa Makassar Tuntut Peradilan HAM

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Makassar: Sekitar lima ribu mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar, Sulawesi Selatan, turun ke jalan untuk berunjuk rasa, Sabtu (24/4), menuntut peradilan Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap kematian tiga mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) saat terjadi bentrok dengan aparat keamanan, April 1996.Sebelumnya, unjuk rasa dilakukan para mahasiswa, seperti dari UMI, Universitas '45, Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar, Universitas Islam Makassar dan sejumlah perguruan tinggi lainnya di depan kampus masing-masing. Kemudian, para mahasiswa membakar ban-ban bekas dan menutup jalan, hingga kemudian para mahasiswa bergabung dan melakukan konvoi keliling kota. Massa mengendarai ratusan sepeda motor dan mobil bak terbuka. Akibatnya, jalan-jalan utama di Makassar, seperti jalan Urip Sumoharjo, Gunung Bawakaraeng dan Jenderal Sudirman, macet total. . Massa sempat mendatangi Markas Komando Daerah Militer VII/Wirabuana. Tapi, para mahasiswa tidak berhasil masuk, karena pintu markas tentara itu ditutup rapat. Beberapa kali massa berusaha memaksa masuk dengan menggoyang-goyangkan pintu besi itu, tapi tetap tidak berhasil. Tidak terlihat penjagaan ketat di Markas Kodam VII, hanya petugas piket dan beberapa anggota dari satuan intelijen.Tertahan di luar, mahasiswa terpaksa hanya menggelar orasi dari atas mobil di depan Markas Kodam VII. Setelah membacakan pernyataan sikapnya, para mahasiswa melanjutkan konvoi ke Monumen Mandala. Di monumen perjuangan pembebasan Irian Barat itu, mahasiswa mendeklarasikan sikap anti kekerasan dan menyatakan sikap bersama, menuntut Komisi Nasional HAM untuk mengusut tragedi 24 April 1996 -dikenal dengan "Amarah" atau April Makassar Berdarah- yang menewaskan tiga mahasiswa. Para mahasiswa juga menuntut dibentuknya Panitia Khusus Amarah untuk mengusut tuntas kasus pelanggaraan HAM yang terjadi dalam peristiwa itu. Para mahasiswa menilai, peristiwa "Amarah" identik dengan kasus pelanggaran HAM seperti tragedi Trisakti di Jakarta. Saat itu, hampir seluruh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berunjuk rasa untuk menolak kenaikan tarif angkuan kota dari Rp. 300 menjadi Rp. 500. Keputusan penyesuaian tarif itu tertuang dalam Surat Keputuan Wali Kota Makassar nomr 900, pertanggal 17 April 1996. Saat berunjuk rasa, mahasiswa UMI kemudian bentrok dengan tentara. Bahkan, tentara bersama kendaraan pansernya memasuki kampus UMI. Akibat bentrokan, tiga mahasiswa tewas: Andi Sultan Iskandar, Muh Tasrif dan Syaiful Bya. Delapan tahun sudah berlalu, tapi peristiwa "Amarah" tidak diusut tuntas. Bahkan sampai sekarang, tindakan represif militer terus dikecam para mahasiswa. Tentu saja, ini membuat para mahasiswa juga menuntut dibatalkannya Rancangan Undang Undang TNI dan Badan Intelijen Negara, dicabutnya Undang Undang tentang Pemberantasan Terorisme dan dwi fungsi TNI. Akhirnya, para mahasiswa menyatakan menolak calon presiden dan wakil presiden dari militer. "Dari beberapa kasus pelanggaran HAM dan juga aksi kekerasan militer di Indonesia, seperti Peristiwa Tanjung Priok, Lampung, Papua, tragedi Trisakti, tragedi 27 Juli 1997 dan Amarah 1996 di Makassar, semuanya melibatkan aparat militer. Kami menuntut dilakukan pengusutan tuntas terhadap tragedia Amarah," kata Muh Jamil, salah seorang koordinator aksi.Salah seorang orangtua korban yang ikut dalam aksi mahasiswa, Andi Mubin Patongai (ayah Sultan Iskandar) juga mendesak penyelesaian kasus yang telah menewaskan putranya. Mubin menuntut dilakukannya peradilan HAM seperti kasus pelanggaran HAM lainnya. "Sudah habis uang saya bolak-balik Jakarta untuk mencari penyelesaian kasus ini. Tapi, sampai sekarang belum juga ada tanda-tanda penyelesaian," katanya.Menurut Mubin, tidak adanya perhatian pemerintah untuk menyelesaikan kasus itu. Bahkan, keluarga korbanpun tidak pernah mendapat santunan akibat peristiwa itu. "Barulah dalam peringatan delapan tahun ini, saya dipanggil Rektor UMI yang menyatakan akan membantu," kata Mubin. Tapi, Mubin sendiri belum tahu seperti apa bantuan itu. Irmawati - Tempo News Room
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

6 Februari 2024

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (tengah) saat di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024.TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
BEM SI Ungkap Kejanggalan Aksi Mahasiswa Dukung Gibran di Balai Kota Solo

Aksi di Balai Kota Solo tersebut juga langsung ditemui Gibran. Dia mengajak koordinator lapangan masuk ke ruang kantornya dan bertemu empat.


Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

6 Februari 2024

Wali Kota Solo yang juga Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (kiri) menemui ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Solo Raya untuk Kepemimpinan Bermartabat (AMSR-UKB) mendatangi Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, 6 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Ratusan Mahasiswa Datangi Balai Kota Solo, Dukung Gibran di Pilpres 2024

Tanpa berbasa-basi, Gibran langsung menandatangani selembar surat bertuliskan Paksa Integritas. Peserta aksi menciumi tangan Gibran.


5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

5 Februari 2024

Trisakti University students and police forces clash in May 1998 (Ministry of Defense of the Republic of Indonesia)
5 Gerakan Mahasiswa Indonesia Terbesar Sepanjang Sejarah dan Pemicunya

Gerakan mahasiswa muncul karena proses demokrasi dianggap tidak berjalan sebagai mana mestinya


Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

21 Desember 2023

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. Tempo/Pribadi Wicaksono
Difitnah Drop Out Sampai IPK Jeblok, Ketua BEM UGM Buka Bukti Transkrip Nilai

Aksi BEM UGM mengkritik Jokowi juga dianggap pesanan atau ditunggangi partai politik tertentu karena bersamaan momentun Pemilu 2024.


Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

16 Desember 2023

Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dituding Anak Caleg, Ketua BEM UGM Pengeritik Jokowi Ambil Sikap Santai

Gielbran bersama BEM UGM sempat viral karena menggelar aksi dan memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan.


BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

16 Desember 2023

Baliho Jokowi Alumnus Paling Membanggakan tiba tiba terpasang di Bundaran UGM Jumat 15 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
BEM UGM Minta Jokowi Bercermin Dulu Sebelum Singgung Etika Ketimuran Aksi Mahasiswa

Gielbran menyatakan, pihaknya justru bertanya-tanya ketika Jokowi menyinggung soal etika ketimuran saat mahasiswa menggelar aksi itu.


Disebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran

11 Desember 2023

Baliho besar bergambar Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan dua sisi wajah terpampang mencolok di area bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Disebut Alumni Paling Memalukan, Jokowi Ingatkan BEM UGM soal Etika Ketimuran

BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengkritik Jokowi sebagai 'Alumni UGM Paling Memalukan'.


Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

9 Desember 2023

Sosok bertopeng Presiden Jokowi menerima sertifikat Alumnus UGM Paling Memalukan dari BEM UGM di Yogyakarta Jumat 8 Desember 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nobatkan Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, BEM UGM : Saatnya Turun ke Jalan

"Sertifikat ini juga akan kami kirimkan langsung ke beliau (Jokowi), tapi lewat pos saja, karena kita malas di sana banyak tikus," kata Gielbran.


Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

29 September 2023

Sejumlah massa aksi membakar ban dan melakukan orasi dalam aksi bertajuk 'September Hitam, Jawa Barat Lautan Suar' di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada Jumat, 29 September 2023. Foto: TEMPO/Ananda Bintang
Demonstrasi Mahasiswa di Gedung Sate, Peringati Kasus Pelanggaran HAM dan Tuntut Bey Machmudin Benahi Jawa Barat

Ratusan mahasiswa demonstrasi di Gedung Sate menuntut PJ Gubernur cepat tanggap selesaikan persoalan di Jawa Barat.


LBH Pers Padang Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Mahasiswa di Bukittinggi

31 Agustus 2023

Ilustrasi ancaman. Shutterstock
LBH Pers Padang Desak Polisi Tangkap Pelaku Teror Mahasiswa di Bukittinggi

Aktivis mahasiswa ini mengalami berbagai serangan perundungan, intimidasi, hingga teror, baik secara langsung dan tidak langsung.