Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembela Terdakwa Penyerang Desa Beteleme Tolak Kesaksian

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Palu: Sidang lanjutan kasus penyerangan Desa Beteleme, Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah berlangsung Rabu (28/4) di Pengadilan Negeri Palu. Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dipimpin Edi Dikdaya mengajukan dua saksi, yaitu Kapolsek Lembo Johanis S. Paleleng dan anggota Serse Polres Poso, Felly dengan dua orang terdakwa, yaitu Asnan Hadi dan Gufron bin Amaq Hamdan alias Guf.Menurut saksi, saat terjadinya peristiwa penyerangan 10 Oktober 2003, ia masih berada di Polres Poso. Ia mengetahui adanya kerusuhan yang menyebabkan dua korban tewas dan puluhan rumah dibakar, setelah menerima telepon dari anak buahnya di Polsek Lembo. "Jadi, saat terjadinya peristiwa itu saya tidak berada di Beteleme," kata saksi. Menjawab pertanyaan penasihat hukum, saksi Johanis Paleleng mengatakan, sebelumnya dia sudah mengenal Gufron sebagai tukang ojek di Desa Pawaru, Kecamatan Lembo. Saat terjadinya peristiwa itu Gufron bertindak sebagai pengantar makanan, tapi ia tidak mengetahui kepada siapa terdakwa mengantarkan makanan itu. "Saya mengetahui terdakwa yang mengantarkan makanan setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang saya tandatangani," katanya.Johanis menjelaskan, dari BAP yang ia baca, diketahui bahwa kelompok penyerang itu berjumlah 17 orang. Mereka datang dari Tojo menuju Kolonodale, Ibukota sementara Kabupaten Morowali. Dengan ojek, mereka menuju Desa Pawaru. Di desa tersebut, kelompok yang dipimpin Ibnu alias Madong ini, sempat berlatih perang selama dua hari. Setelah itu, mereka kembali ke Kolonodale, dan hari Jumat tanggal 10 Oktober sekitar pukul 24.00 Wita, mereka menyerang ke Desa Beteleme.Sementara itu, saksi Felly bersaksi mengetahui ada penyerangan setelah menerima laporan dari Polsek Lembo. ?Tapi, saya tidak tahu bagaimana kejadian sebenarnya,? kata Felly.Saat itu, katanya, ia termasuk salah seorang yang ditugasi mengejar para pelaku ke hutan sekitar Desa Pawaru. Mereka mengejar para pelaku, karena menerima laporan masyarakat, mereka melihat ada sekitar 15 orang bersenjata menuju ke hutan. Saksi Felly juga mengatakan selain Gufron, yang bertugas mengantar makanan kepada kelompok tersebut adalah Asnan Hadi. "Saya tahu bahwa di rumah Asnan Hadi dijadikan sebagai tempat memasak untuk kelompok penyerang tersebut," kata saksi. Namun, kesaksian Felly dibantah oleh terdakwa Asnan Hadi. Menurut Asnan, dialah yang melapor kepada Kepala Desa Pawaru mengenai adanya kelompok penyerang itu. Sedangkan terdakwa Gufron mengaku mengantarkan makanan ke kelompok penyerang. "Saya tidak tahu kepada siapa makanan tersebut saya antar. Saya hanya disuruh saja, setelah itu saya pulang lagi ke rumah," jelasnya.Andi Makkasau, salah seorang pengacara yang mendampingi para terdakwa, kepada wartawan mengatakan, kesaksian tersebut sangat lemah, karena hanya mengetahuinya setelah membaca BAP dan tidak mengetahui langsung peristiwa penyerangan. TPM meminta agar JPU menghadirkan saksi korban terlebih dahulu sebelum mengajukan saksi penyidik. Bahkan, katanya, kesaksian kedua anggota polisi itu tidak boleh dijadikan alasan untuk menghukum kedua terdakwa (Asnan Hadi dan Gufron bin Amaq Hamdan).Sidang selanjutnya pada 5 Mei 2004.Darlis - Tempo News Room
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

25 Februari 2022

Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla memberikan keterangan kepada wartawan usai mengunjungi Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 29 Maret 2021. Jusuf Kalla bersama Forum Komunikasi Antar Ummat Beragama mengunjungi Gereja Katedral Makassar dan menyampaikan keprihatinan atas insiden bom bunuh diri pada Ahad (28/3). ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
Pembangunan PLTA Poso, JK Sebut Berawal dari Pencarian Solusi Konflik 2001

Jusuf Kalla bercerita pembangunan PLTA di Poso, Sulawesi Tengah berawal pada tahun 2001 atau saat Poso diguncang konflik


Singkawang Aman, Polisi Minta Video Sweeping Tak Disebar  

25 November 2016

Para peserta parade membawa lentera di festival perayaan Cap Go Meh di Singkawang, Kalimantan, 3 Maret 2015. Robertus Pudyanto/Getty Images
Singkawang Aman, Polisi Minta Video Sweeping Tak Disebar  

Saat ini, situasi Kota Singkawang normal dan aman terkendali.


Kerusuhan Manokwari, Polisi: Penembakan Sesuai Prosedur  

28 Oktober 2016

Pengamanan Kerusuhan. ANTARA/M Risyal Hidayat
Kerusuhan Manokwari, Polisi: Penembakan Sesuai Prosedur  

Tembakan polisi menewaskan Onesimus Rumayom, 40 tahun. Selain mengakibatkan korban tewas, kerusuhan menyebabkan lima orang terluka. Dua di antaranya kritis.


2 Tewas, Komnas HAM Kecam Kerusuhan di Manokwari  

27 Oktober 2016

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai memberikan keterangan pers ihwal hasil penyelidikan peristiwa bentrokan antara TNI Angkatan Udara (AU) dengan warga Desa Sarirejo. Keterangan pers itu dilaksanakan di Ruang Pengaduan Komnas HAM, Jakarta, 29 Agustus 2016. TEMPO/Lani Diana.
2 Tewas, Komnas HAM Kecam Kerusuhan di Manokwari  

Kerusuhan dipicu oleh tewasnya bocah asli Papua, Vigal Pauspaus.


Jika Diminta, TNI Siap Kawal Petani Panen di Poso

11 Oktober 2016

Pasukan Anti Teror Berangkat ke Poso Sisir Sisa kelompok Santoso, TEMPO/Fahmi Ali
Jika Diminta, TNI Siap Kawal Petani Panen di Poso

Program pengawalan kepada petani tersebut hanya untuk enam kecamatan di wilayah Poso Pesisir.


Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

10 Agustus 2016

Sejumlah personil Brimob menaiki kendaraan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, 24 Maret 2016. Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO
Operasi Tinombala Berlanjut, Ini Dalih KSAD Jenderal Mulyono

Polri dan TNI belum akan menghentikan operasi Tinombala di Poso, Sulawei Tengah, sampai kelompok Santoso menyerahkan diri.


16 Anak Buah Santoso Masih Jadi Buron

8 Agustus 2016

Pemimpin kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, bersama anak buahnya, Ibadurohman alias Ibad. Foto: Istimewa
16 Anak Buah Santoso Masih Jadi Buron

Polisi menetapkan 16 DPO jaringan Mujahidi Indonesia Timur pimpinan Santoso alias Abu Wardah.


Buntut Bentrokan Warga dan Polisi di Karo, Kapolres Dicopot

8 Agustus 2016

Pengamanan Kerusuhan. ANTARA/M Risyal Hidayat
Buntut Bentrokan Warga dan Polisi di Karo, Kapolres Dicopot

Dalam surat perintah pergantian kapolres, tak disebutkan apa kaitannya dengan kerusuhan di Karo.


Kerusuhan Tanjungbalai Jadi Kasus Penistaan Agama

3 Agustus 2016

Dua wihara dan lima kelenteng yang terletak di wilayah Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara, dibakar oleh sekelompok massa 29 Juli 2016 (Foto: Istimewa)
Kerusuhan Tanjungbalai Jadi Kasus Penistaan Agama

Polisi akan menjerat perempuan berinsial M yang memprotes pengeras suara di masjid Tanjungbalai dengan kasus penistaan agama.


Presiden: Perbedaan Jadi Kekuatan, Tindak Perusuh

1 Agustus 2016

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) usai memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Juni 2016. TEMPO/Subekti
Presiden: Perbedaan Jadi Kekuatan, Tindak Perusuh

Presiden Joko Widodo memerintahkan Polri menindak tegas pelaku
yang bertindak anarkistis dalam peristiwa di Tanjung Balai.