Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pejalan kaki belum dimudahkan dalam mencapai Pekan Raya Jakarta (PRJ). Hal ini dapat dilihat dari minimnya angkutan umum dan fasilitas pedestrian disekitar PRJ. Angkutan umum yang terlihat pada Kamis (17/6) siang ini, baru metromini P10 dengan rute Pasar Senen-Sunter. Hal ini dinilai wajar oleh salah satu petugas keamanan yang tidak mau disebut namanya. Biasanya bus-bus lain akan muncul setelah PRJ dibuka resmi oleh presiden, ujar satpam yang sudah dua tahun bekerja di PRJ. Angkutan tersebut jelasnya, adalah mikrolet M53 jurusan Pulo Gadung-Kota, patas Mayasari 17 jurusan Kampung Rambutan-Kota, PPD 58 jurusan Pulo Gadung-Pasar Baru, dan patas 24 jurusan Tanjung Priok-Senen. Selama belum diresmikan, angkutan belum memperluas rutenya. Seperti hari ini, P10 yang melewati Jalan Benyamin Sueb, sebelum sampai pintu satu sudah memutar balik arahnya. Sehingga, pengunjung harus berjalan kaki sekitar lebih dari 200 meter ke tempat pembayaran parkir mobil. Setelah itu, dengan mengguankan jalur yang sama dengan motor pengunjung masih harus berjalan lebih dari 500 meter untuk sampai ke Gedung Pusat Niaga (GPN). Tempo News Room juga belum melihat adanya bus-bus gratis yang dijanjikan oleh pihak pengelola. Pilihan angkutan umum selain bus adalah ojek dan bajaj yang menyebar dihampir tiap 500 meter disekitar pintu masuk area PRJ. Pintu masuk arena PRJ pun belum seluruhnya terbuka. Salah satunya pintu sembilan yang tertutup bagi umum. Untuk siang hari ini tiket belum dijual, pengunjung masih bebas untuk masuk ke dalam PRJ tanpa dipungut bayaran. Mulai minggu depan harga tiket yang diberlakukan akan bervariasi, Senin sampai Jumat setiap orang harus membayar Rp 8000, sedang hari Sabtu dan Minggu Rp 10.000. Untuk harga tiket masuk rombongan tiap orangnya dikenai biaya Rp 6000. Tiket gratis berlaku bagi veteran, anak yatim piatu yang dikelola oleh yayasan, lansia (lebih tua dari 60 tahun), dan anak dibawah tiga tahun. Untuk kendaran pribadi dikenai biaya parkir diawal jam pertama Rp 1.500 dan tiap jam berikutnya Rp 1000, dan untuk motor hanya dihitung satu kali masuk Rp 2000. R.R Ariyani Tempo News Room
Iklan
