Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

RSCM Membantah Lalai Merawat Ny Agian

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Pihak RSCM membantah telah lalai dalam merawat Ny. Agian sehingga menimbulkan luka di bagian punggung. Menurut Dr. Yusuf Misbach, Ketua Tim Dokter yang menangani Agian, RSCM telah merawat pasien itu dengan baik. Namun diakui pihaknya tidak setiap saat bisa memindah-mindahkan posisi tubuh pasien setiap saat. "Harusnya pihak keluarga yang melakukan itu," kata Yusuf. Sesuai standar, menurut Yusuf, pasien stroke memang harus dibolak-balik selama dua jam sekali, dan itu dilakukan pihak perawat. Pihaknya juga menyangkal pernyatan dokter dari Forum Dokter Pembanding yang menyatakan telah terjadi penurunan gizi dan berat badan. "Lagi pula dari mana tahu berat badan berkurang, kami juga tidak pernah menimbang berat badannya," ujarnya. Menurut Yusuf secara umum kondisi Ny. Agian selama dirawat di RSCM telah menunjukan perkembangan. Sebelumnya, kata dia, saat dibawa ke rumah sakit tersebut pasien dalam kondisi tidak terkontrol dan sering berteriak-teriak. Sekarang kondisinya telah normal, jantung juga telah normal. Pasien juga telah sadar meski sulit berkomunikasi. Sekarang ini telah ada perkembangan pasien telah bisa kontak meski dengan mata. Langkah selanjutnya menurut Yusuf, pasien tinggal memperoleh perawatan intensif, dan ketekunan pihak keluarga untuk merawat. Secara psikologi perhatian dari pihak keluarga juga diperlukan untuk menstimulan kotifasi pasien untuk sembuh. Pihaknya rumah juga menilai apa yang dilakukan suami pasien yangmemohon euthanasia terhadap pasien justru menyurutkan semangat pasien untuk sembuh. Meski setengah sadar, menurut Yusuf pasien juga sering mendengar dan melihat siaran televisi. Ia menurut Yusuf juga tahu selama ini suaminya memintakan euthanasia untuk dirinya. Hal ini menurut dia telah mempengaruhi jiwa pasien. "Dia sempat nangis saat mendengar berita soal itu," kata Yusuf.Yusuf berkeyakinan bila dilakukan perawatan intensif Agian masih ada peluang untuk bisa mengalami kemajuan. "Minimal sampai bisa duduk dikursi roda," kata Yusuf. Ramidi-Tempo
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dinilai Terbukti Malpraktik, RS Omni Alam Sutera Ajukan Banding

18 September 2018

Suasana sidang perdata gugatan RS Omni Alam Sutera yang dilayangkan orangtua kembar Jayred dan Jayden yabg diduga korban malapraktek. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Dinilai Terbukti Malpraktik, RS Omni Alam Sutera Ajukan Banding

Kuasa hukum RS Omni Alam Sutera tidak bersedia mengomentari keputusan hakim, yang menyatakan Rumah Sakit Omni terbukti bersalah atas kasus malpraktik.


RS Omni Dinyatakan Malpraktik, Juliana: Saya Sudah Puas

18 September 2018

Foto bayi kembar Jayred dan Jayden korban dugaan mal praktek RS OMNI di tangan ibunya Juliana Dharmadi. TEMPO/Dwianto Wibowo
RS Omni Dinyatakan Malpraktik, Juliana: Saya Sudah Puas

Ibu dua anak kembar itu merasa puas dengan keputusan pengadilan yang menyatakan RS Omni Alam Sutera terbukti malpraktik.


BPJS Kesehatan Telat Bayar Tagihan, RSUD di Jakarta Krisis Obat

12 September 2018

RSUD Pasar Minggu, Jakarta, 4 November 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
BPJS Kesehatan Telat Bayar Tagihan, RSUD di Jakarta Krisis Obat

Setiap tahun DKI menggelontorkan Rp 1,5 triliun untuk membayar premi BPJS Kesehatan bagi pasien kelas III. BPJS Kesehatan defisit Rp 9,75 triliun .


Kisah Juliana Gugat Dugaan Malpraktik RS Omni Demi Jared - Jayden

30 Agustus 2018

Suasana sidang perdata gugatan RS Omni Alam Sutera yang dilayangkan orangtua kembar Jayred dan Jayden yabg diduga korban malapraktek. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
Kisah Juliana Gugat Dugaan Malpraktik RS Omni Demi Jared - Jayden

Juliana Dharmadi, ibu kembar Jared dan Jayden Cristophel, korban dugaan malpraktik Rumah Sakit Omni menanggung beban hidup berat selama 10 tahun ini.


RS Omni Dituduh Malpraktik ke Anaknya, Juliana Gugat Rp 20 Miliar

29 Agustus 2018

Suasana sidang perdata gugatan RS Omni Alam Sutera yang dilayangkan orangtua kembar Jayred dan Jayden yabg diduga korban malapraktek. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
RS Omni Dituduh Malpraktik ke Anaknya, Juliana Gugat Rp 20 Miliar

Juliana menuduh RS Omni lakukan malpraktik sehingga anak kembarnya buta, dia menggugat Rp 20 miliar.


Dimensi Hukum Pelecehan Seksual di Rumah Sakit

27 Februari 2018

Ilustrasi Pelecehan Seksual. govexec.com
Dimensi Hukum Pelecehan Seksual di Rumah Sakit

Beredarnya rekaman video pelecehan seksual oleh seorang perawat menyentak kita semua.Tak mudah menuduh tenaga kesehatan melakukan pelecehan seksual.


BPJS Watch: Polisi Harus Usut Rumah Sakit yang Tolak Bayi Debora

10 September 2017

REUTERS
BPJS Watch: Polisi Harus Usut Rumah Sakit yang Tolak Bayi Debora

Pengamat BPJS Watch Timboel Siregar mendesak kepolisian untuk menyelidiki dokter dan petugas rumah sakit yang menolak bayi Debora.


Bayi Meninggal di Rumah Sakit, Gubernur Djarot Ingatkan Kode Etik  

10 September 2017

Ilustrasi bayi dalam inkubator. shutterstock.com
Bayi Meninggal di Rumah Sakit, Gubernur Djarot Ingatkan Kode Etik  

Bayi Debora meninggal di RS Mitra Keluarga karena orang tuanya tak punya Rp 19 juta untuk biaya fasilitas PICU.


Tempat Parkir Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo Terbakar

23 Juni 2017

ilustrasi kebakaran. Tempo/Indra Fauzi
Tempat Parkir Rumah Sakit Aloe Saboe Gorontalo Terbakar

Rumah sakit ini memiliki sistem pemadaman sebagai langkah
pencegahan.


Rumah Sakit di Bekasi Diduga Lakukan Malapraktek

28 Maret 2017

ilustrasi malpraktek. Tempo/Indra Fauzi
Rumah Sakit di Bekasi Diduga Lakukan Malapraktek

Putri Ira Rahmawati meninggal karena keterlambatan dokter memberi pertolongan darurat.