Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lambang : Posko Ganyang Malaysia Kekanakan

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Kepala Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP) Universitas Gadjah Mada, Lambang Tiyono menyatakan, tentara Indonesia dan Malaysia tidak mungkin saling kontak senjata meski keduanya sudah saling berhadapan memperebutkan Pulau Ambalat. Kontak senjata, tidak akan menyelesaikan masalah bahkan sebaliknya persoalan semakin rumit,"katanya. Menurut Lambang, adu ketegangan seperti itu sudah biasa. Di banyak negara sering terjadi. Tapi untuk terjadi sebuah perang tidaklah gampang. "Selain perintah perang harus datang langsung dari presiden, pihak ketiga tentu juga tidak mau terjadi peperangan. Pihak ketiga tentu akan terlibat dalam masalah ini," kata Lambang Triyono, kepada Tempo, Minggu (6/3).Tentang pulau Ambalat, baik Indonesia maupun Malaysia saling mengklaim bahwa masing-masing berhak atas pulau tersebut. Status pulau Ambalat, menurut Lambang, sampai sekarang memang tidak jelas. "Sengketa itu, adalah warisan kolonial Belanda dan Inggris yang tidak membuat kesepakatan begitu kolonialisme berakhir,"katanya.Langkah terbaik menyelesaikan itu, harus ada keterlibat pihak ketiga sebagai mediatornya. Malaysia dan Indonesia, bisa menunjuk negara lain atau organisasi internasional untuk menjadi penengah. Mediasi itu bisa dilakukan oleh organisasi regional, seperti Asean atau dunia internasional, jika tetap situasi tetap memanas, bisa dilakukan oleh dunia internasional. "Asean bisa mengambil peran. Tapi sayangnya Asean tidak cukup kuat. Maka dunia internasional yang akan turun tangan nantinya,"katanya.Agar bisa diterima sebagai wilayah RI, menurut Lambang pemerintah Indonesia harus pandai memainkan lobi dan diplomasi dengan bukti-bukti yang dipunyai. Bukan hanya Ambalat saja yang harus segera diselesaikan, tetapi pulau-pulau bermasalah lain juga harus segera dituntaskan sebab kasus itu bisa menjadi bara dalam sekam.Sebagai delegasi PSKP UGM yang akan mengikuti Pertemuan Masyarakat Sipil Asean di Manila 7-10 Maret 2005 ini, Lambang menyatakan akan membawa kasus Ambalat dalam forum tersebut. Masyarakat sipil, harus menjadi kekuatan penekan agar kekerasan senjata termasuk perang, tidak bisa ditolerir karena rakyat sipil juga yang bakal menjadi korban. Dalam pertemuan Masyarakat Sipil Asean, bahasan utamanya adalah menyikapi kekerasan senjata yang semakin marak. Masyarakat sipil, sangat tidak berdaya jika dihadapkan pada kekerasan senjata. Sehingga, setiap ancaman senjata harus ditolak. "Saya sangat tidak setuju kalau ketegangan tentang pulau Ambalat dikaitkan dengan kebijakan pemerintah Malaysia soal TKI yang ditangkapi,"kata Lambang. Apalagi jika ada elit politik yang memanfaatkan ketegangan itu dengan membentuk semacam Posko Ganyang Malaysia. "Itu jelas sangat kekanakan. Jangan karena kita tidak bisa mengurus TKI kemudian mencari masalah lain,"kata Lambang. Syaiful Amin
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

11 hari lalu

Pertemuan antara Anwar Ibrahim dan Prabowo Subianto pada 4 April 2024. Facebook/Anwar Ibrahim
Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

Malaysia menjadi negara ketiga yang dikunjungi Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto setelah Cina dan Jepang.


Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

7 September 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

Pentingnya mempermudah segala aspek perdagangan intra-ASEAN, termasuk pengiriman barang dan proses keluar-masuk barang


Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

8 Juni 2023

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan bersama pemilik minimarket Domart, Wachidal Mustafa Dimyani meresmikan pembukaan Domart di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu 7 Juni 2023.
Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

Domart merupakan minimarket pertama yang 100 persen menjual produk Indonesia


Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

8 Juni 2023

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Bin Tengku Abdul Aziz di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu Juni 2023.
Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan yang sama untuk melindungi rakyat dan petani kecil.


Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

11 Mei 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

Kedua menteri menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan


JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

19 Agustus 2022

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro.
JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

Kegiatan tersebut penting dilakukan secara berkesinambungan dan harus ditingkatkan kualitasnya.


Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

28 Juni 2018

Presiden Joko Widodo bersama dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad saat pendatanganan MoU PT Adiperkasa Citra Lestari di pabrik mobil nasional Malaysia Proton di Shah Alam, 6 Februari 2015. AP/Joshua Paul
Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

Mahathir Mohamad datang untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi setelah menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya.


Dua Anggota TNI yang Ditangkap di Malaysia Masih Ditahan

26 Maret 2018

Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
Dua Anggota TNI yang Ditangkap di Malaysia Masih Ditahan

Dua prajurit TNI yang ditangkap kepolisian Diraja Malaysia di daerah Lundu, sampai kini masih ditahan. TNI telah melaporkan kejadian ini ke Kemenlu.


Hendak Tanding Sepak Bola, 28 WNI Malah Dideportasi dari Malaysia

26 Maret 2018

Pemain PSM Banting Setir ke Liga Tarkam
Hendak Tanding Sepak Bola, 28 WNI Malah Dideportasi dari Malaysia

Sebanyak 28 WNI yang akan bertanding sepak bola dan bola voli di Malaysia, justru ditahan dan akan didepotasi karena tak membawa dokumen keimigrasian.


Festival Lintas Perbatasan Indonesia-Malaysia Digelar Agustus

8 Maret 2018

Pos Lintas Batas Negara Badau, Kapus Hulu, Kalimantan Barat. (kapuashulukab.go.id)
Festival Lintas Perbatasan Indonesia-Malaysia Digelar Agustus

Dia ingin acara ini membuat wisatawan tidak hanya berkunjung saat festival digelar.