TEMPO Interaktif, Jakarta:Mantan Menteri Luar Negeri Ruslan Abdulgani kini dalam keadaan kritis yang stabil menuju perbaikan. "Dua jam setelah pemberian obat, frekuensi pernafasan menjadi tidak terlalu cepat," kata Koordinator Tim Dokter Kepresidenanan Djoko Rahardjo pada konferensi pers di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Minggu (19/6) sore, di Jakarta Pusat. Tim Dokter Kepresidenan atas perintah langsung Yudhoyono ditunjuk untuk menangani Ruslan. "Ada 10 sampai 20 dokter," kata Kepala Rumah Sakit Brigjen Soemardjo Soebiandono. Menurut Soemardjo, Ruslan tiba di RSPAD hari Jum'at (17/6) pukul 10 pagi. "Beliau datang dengan keluhan penurunan kesadaran dan sesak napas,"jelasnya. Tim dokter menangani Ruslan sejak Jumat.Djoko menambahkan, minggu pagi ini keadaan Ruslan sempat menurun. Setelah tim dokter memeriksa disimpulkan kondisi Ruslan adalah akibat gangguan metabolisme karena infeksi paru-paru. "Hasil CT scan toraks dan kardiografi menunjukkan tidak ada kelainan pada otak dan fungsi jantung masih baik,"jelasnya.Djojko menyimpulkan keluhan kesadaran penurunan dan sesak napas disebabkan karena usia Ruslan yang telah lanjut. Ruslan kini berusia 91 tahun.Ibnu
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
KPK Tetapkan Bupati Bener Meriah Jadi Tersangka Korupsi Dermaga
4 Agustus 2015
KPK Tetapkan Bupati Bener Meriah Jadi Tersangka Korupsi Dermaga
Bupati Bener Meriah, Aceh, Ruslan Abdul Gani, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembangunan dermaga Sabang. Ia diduga menerima uang Rp 100 juta.
KAA 1955, Roeslan Abdulgani Hardik Direktur Minyak Amerika
20 April 2015
KAA 1955, Roeslan Abdulgani Hardik Direktur Minyak Amerika
Panitia panik karena perushaan minyak Stanvac tak bisa memenuhi janji memasok bensin untuk Konferensi Asia-Afrika 1955.
Pandangan Almarhum Roeslan Tentang Soeharto : Keblinger
29 Juni 2005
Pandangan Almarhum Roeslan Tentang Soeharto : Keblinger
Yang Wati ingat pandangan ayahnya tentang Soeharto, bekas Presiden Indonesia yang berkuasa 32 tahun 'keblinger', sehingga terlalu percaya pada konglomerasi. "Karena kelemahannya itu, Soeharto menjadi korban. Persis Soekarno dengan PKI,"kata Wati.
Wakil Presiden Jenguk Roeslan
20 Juni 2005
Wakil Presiden Jenguk Roeslan
Presiden, menurut Jusuf Kalla, memerintahkan pelayanan terbaik bagi pejuang 45, Roeslan Abdulgani.