Iklan
TEMPO Interaktif, Serang:Perusahaan Listrik Negara (PLN) area jaringan pelayanan (AJP) Banten dirugikan sekitar Rp 25 miliar akibat penyusutan energi secara nonteknis, terutama karena pencurian atau penggunaan aliran listrik secara tidak sah.Manajer PLN AJP Banten, Muhdi Yasin, Minggu (8/1) mengatakan, secara kuantitas pencurian banyak dilakukan pelanggan rumah tangga. Namun, secara kualitas, yaitu besar tenaga listrik yang dicuri dan nilai kerugian ekonomi, banyak disebabkan oleh pencuri pelanggan bisnis serta industri skala menengah.Modus pencurian dilakukan antara lain memperbesar kapasitas pembatas di atas daya kontrak. Modus lainnya yakni merusak segel tera untuk memundurkan register, mengganti gigi penerus counter atau menghambat putaran dengan benda asing dengan negatif film, cairan kimia dan serbuk kayu, atau dengan cara menyambung langsung yang dikenal sebagai penyambungan liar.Yasin menjelaskan, pada 2005 persentase kehilangan daya listrik akibat pencurian mencapai 10,99 atau 45 juta Kilo Watt Hour (KWH) dari total daya yang disalurkan PLN di Banten. Angka ini jauh di atas target losses (kerugian) produk listrik yang ditetapkan PLN AJP Banten sebesar Rp 8,5.Dengan demikian, PLN AJP Banten kehilangan pendapatan Rp 25 miliar selama 2005. Kondisi seperti ini, menurut Yasin, tidak bisa dibiarkan karena selain merugikan PLN, pencurian listrik skala besar telah merugikan masyarakat pelanggan lainnya, termasuk yang belum mendapat listrik.Untuk mengatasi masalah tersebut, lanjut Yasin, sejak Jumat pekan lalu diggelar razia terhadap para pelaku pencurian listrik, dengan mengerahkan petugas PLN dan personel dari instansi terkait. Operasi penertiban difokuskan di kawasan wisata Anyer dan Carita. Hasilnya, petugas menemukan perusahaan yang terlibat pencurian listrik sebanyak 18 perusahaan. Faidil Akbar
Iklan
