Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengamat militer dari Universitas Indonesia Andi Wijayanto menilai keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih Kepala Staf Angkatan Darat Marsekal Djoko Suyanto adalah keputusan yang win-win solution. "Keputusan Yudhoyono adalah keputusan yang bagus,"ujar Andi.Win win solution yang dimaksud Andi adalah dengan pencalonan Djoko sebagai panglima TNI, maka TNI memulai tradisi baru dengan rotasi penuh dalam organisasi TNI. Namun di sisi lain, dalam organisasi TNI AD sendiri, keputusan Yudhoyono menguntungkan karena dapat menghindarkan faksionisasi dalam tubuh AD. "Dengan tidak memilih salah satu di antara KSAD Jenderal Djoko Santoso dan Jenderal Ryamizard Ryacudu, Yudhoyono menghindari perpecahan dalam tubuh AD,"kata Andi.Tidak dipilihnya Djoko Santoso, menurut Andi, karena Djoko dinilai masih junior di TNI AD. Djoko Santoso, menurut Andi, masih harus menata organisasi TNI AD. "Dan penataan organisasi TNI AD adalah yang paling sulit dibandingkan matra lain,"ujar Andi. Djoko Santoso, menurutnya masih dipersiapkan untuk menjadi pengganti Djoko Suyanto nanti.Andi juga menilai profil Djoko sebagai calon panglima TNI sebagai calon yang bagus. Baik dari sisi karier maupun track record-nya. Karier Djoko sebelumnya sebagai pilot tempur dan asisten operasi TNI AU menjadi jaminan bahwa Djoko telah menguasai lapangan. "Selain itu, track record Djoko juga bersih dari keterlibatan pelanggaran HAM dan keterlibatan politik," kata Andi.Fanny Febiana
Iklan
