Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Hutan di Bali terancam oleh konversi lahan hutan menjadi lahan perkebunan. Sejak 1943 konversi lahan mencapai 10 ribu hektare dari areal hutan 130.686 hektare."Banyak hutan yang berubah menjadi lahan tanaman pisang, rumput, coklat, bunga, coklat, kopi dan vanili," kata Kepala Dinas Kehutanan Bali Made Sulendra, Selasa. Menurut Sulendra, konversi itu otomatis mengurangi kesuburan tanah dan fungsi hutan sebagai daerah penyimpanan air. Ini akibat dari ketidakjelasan rancangan tata ruang dan rancangan wilayah (RTRW). "Persoalan kita adalah penegakan hukum karena banyaknya kepentingan yang terkait dengan hutan," ungkap Sulendra. Kepentingan itu seperti investasi dan kesejahteraan penduduk di sekitar hutan.Selain konversi, ancaman lain bagi hutan di Bali adalah kebakaran hutan yang setiap tahunnya menimpa rata-rata 350 hektare lahan di lokasi yang sama. Kebakaran terjadi pada pada alang-alang di lahan kritis dan semak di bawah pohon pinus. Menurut Sulendra, 90 persen terjadi karena ulah manusia yang membuang puntung rokok sembarangan, melakukan pepmbakaran di lahan hutan, serta membuka perapian.Mengenai aktivitas illegal logging, menurutnya, di Bali belum menjadi ancaman yang serius. Rofiqi Hasan
Iklan
