Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rumah Kaum Muslim di Kandang Banteng

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pada kampanye Pemilu 2009 nanti, lawan-lawan politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan akan kehilangan satu amunisi yang sebelumnya digunakan untuk mendiskreditkan partai berlambang banteng tambun itu. Jika tak ada aral, pada Januari tahun depan, PDI Perjuangan akan mendeklarasikan Baitul Muslimin. Pembentukan sayap politik itu pertama kali diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Pramono Anung pada acara buka puasa bersama di kediaman Megawati pada 25 September lalu. "Bagaimana kalau PDI Perjuangan membentuk organisasi yang bisa menampung aspirasi umat Islam," ujarnya. Farid Prawiranegara, putra tokoh Masyumi, Syafrudin Prawiranegara, mengaku terkejut dengan ide tersebut. Namun, pada prinsipnya dia setuju-setuju saja. Apalagi Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, yang menjadi penceramah pada acara itu, menyambut baik ide tersebut. "Itu artinya rumah umat Islam," kata Farid menirukan Din. Sejumlah pengurus teras PDI Perjuangan; anggota Dewan Perwakilan Daerah, La Ode Ida; serta dua bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sarwono Kusumaatmadja dan Faisal Basri, yang turut hadir ketika itu pun manggut-manggut.Sebetulnya, kata Hamka Haq, Ketua Bidang Agama dan Kebudayaan PDI Perjuangan, di lingkungan warga Banteng pernah dikenal organisasi sejenis, yakni Jam'iyyatul Muslimin dan Majelis Muslim Indonesia. Kedua organisasi itu hadir sejak masa PNI hingga PDI pimpinan Soerjadi. Namun, setelah ada PDI Perjuangan, kata Hamka, "Secara psikologis itu tak nyambung lagi."Nah, dengan adanya Baitul Muslimin kelak, pencitraan PDI Perjuangan sebagai partai kaum nasionalis abangan dan kristen menjadi kian tidak sahih. "Sebab, pengurus dan pemilih kami sejak dulu ada muslimnya," kata mantan guru besar di IAIN Alauddin, Makassar, itu. Tentang hal ini, Pramono menyatakan pada saat pemilihan kepala daerah di Jawa Timur, khususnya daerah Tapal Kuda (Pasuruan, Jember, Probolinggo, Banyuwangi, dan Lumajang), salah satu kekuatan PDI Perjuangan adalah kelompok majelis taklim. Padahal daerah-daerah itu dulu tidak pernah dikuasai PDI Perjuangan. "Sekarang menjadi daerah milik kami. Ini kan harus diwadahi dalam organisasi, supaya tidak membuat wadah sendiri-sendiri," ujarnya saat ditemui Tempo, Rabu lalu.Hingga kemarin, anggaran dasar dan rumah tangga lembaga itu masih dirapatkan. Begitu juga soal figur yang akan menakhodainya. Namun, kata Farid, Pramono telah meminta dirinya memimpin lembaga itu. Hanya, dia belum mengiyakan ataupun menolaknya, karena belum bertemu dengan Megawati. Meski demikian, mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang itu tak merasa keberatan untuk memasyarakatkan rencana pembentukan Baitul Muslimin ke tokoh Nahdlatul Ulama. Ia antara lain telah menemui Yusuf Hasyim, paman Abdurrahman Wahid. Restu semacam itu diperlukan agar tak ada resistensi, baik dari NU maupun Muhammadiyah. "Menyatukan kubu Islam dan nasionalis itu butuh energi ekstra," katanya.Restu ke Muhammadiyah tak perlu diminta karena Din telah tiga kali terlihat runtang-runtung dengan Taufiq Kiemas. Pada 20 Oktober, Din juga menjadi penceramah pada buka puasa bersama presidium GMNI di kawasan Cikini, yang dihadiri Taufiq. Sembilan hari kemudian, seusai berhalal bihalal dengan warga Petamburan, Jakarta Pusat, Taufiq menyambangi Din di Kompleks Pejaten Elok, Jakarta Selatan. "Din memang mempunyai keinginan menyatukan kaum nasional yang kerap dijuluki abangan dengan kaum Islam," kata Farid. Yophiandi | Rini Kustiani | Sudrajat
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

Sekertaris Jenderal PPP Arsul Sani usai menjadi pembicara dalam diskusi publik bertajuk
PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.


PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama putrinya Puan Maharani dan ketua fraksi MPR Ahmad Basarah (kanan), saat myaksikan pameran dan dokumenter perjalanan mantan ketua MPR Taufik Kiemas, disela-sela acara Kongres IV PDI Perjuangan, di Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, 10 April 2015. TEMPO/Imam Sukamto
PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.


PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

Saifullah Yusuf. Dok. TEMPPO//Fully Syafi
PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.


Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman saat temu jumpa dengan wartawan media nasional di gedung DPP PKS, Jakarta Selatan, 19 April 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.


PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri atau Puti Guntur Soekarno. Dok.TEMPO/M. Iqbal Ichsan
PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.


Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Presiden Joko Widodo di sela-sela kunjungannya melihat-lihat pakain di salah satu toko di Mall Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 2017. Dalam kunjungannya, terlihat paspampres mengenakan batik. TEMPO/Iqbal Lubis
Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.


Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

10 Januari 2018

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memberi kata sambutan dalam peringatan HUT ke-45 PDIP yang digelar di Jakarta Convention Center, 10 Januari 2018. TEMPO/Dewi Nurita
Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.


Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

10 Januari 2018

Presiden PKS Sohibul Iman (tengah) bergandeng tangan bersama para calon kepala daerah dari PKS seusai menyerahkan dokumen sebelum pembacaan ikrar pemenangan dan pakta integritas calon kepala daerah dari PKS di Jakarta, 4 Januari 2018. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.


HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

10 Januari 2018

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto usai mendatangi rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di kawasan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, 8 Januari 2018. Tempo/Adam Prireza
HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.


PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

9 Januari 2018

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PKB Marwan Jafar saat mengumumkan dukungan terhadap calon gubernur Sudirman Said dan Ida Fauziah dalam Pemilihan Kepala Daerah Jawa Tengah di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa 9 Januari 2018. Tempo/Arkhelaus W.
PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.