Iklan
TEMPO Interaktif, Blora:Pemerintah Kabupaten Blora menutup penambang pasir sedot pasir dengan mesin di aliran Bengawan Solo. Penambangan itu marak di Kecamatan Cepu, menyusul ancaman longsor di pinggiran sungai karena banyak pemukiman penduduk.Keputusan itu mempertimbangkan penambang pasir sedot mesin belum berizin sekaligus peraturan daerah yang mengaturnya. Ada ancaman bahaya longsor dan dampak keseimbangan antara pemasukan retribusi dengan bahaya lingkungan yang ditimbulkan."Hasil rapat yang telah kami terima, hasilnya, penambangpasir sedot mesin tidak berizin. Jadi, akan kita tutup,"tegas Camat Cepu, Slamet Wiryanto, yang ditemui Tempo di kantornya di Cepu, Jumat.Menurut Slamet, Kantor Kecamatan Cepu tidak tahu menahu. Memang ada koordinasi berupa retribusi antara pengusaha pasir sedot mesin dengan Dinas Pendapatan Daerah di Blora. Hanya, setelah rapat digelar, retribusi itu nilainya kecil.Penambangan pasir yang berlebihan ini berdampak padaancaman longsor tebing di aliran Bengawan Solo. Apalagi,di sepanjang tebing sungai yang disedot pasirnya hinggasekarang belum diplengseng (dibangun permanen). Anggota DPRD Blora, Singgih Hartono, mengatakan sedot pasir dengan mesin berbahaya untuk lingkungan. "Pilihannya harus ditutup," katanya.Sujatmiko
Iklan
