Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Bunuh Diri Setelah Menembak Mati Empat Orang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bangkalan: Brigadir Satu Rifai Yulianus, yang bertugas pada bagian operasional Kepolisian Resor Bangkalan, Jawa Timur, menembak mati empat orang sekaligus. Setelah itu, pria 27 tahun tersebut menyudahi hidupnya dengan cara menembak bagian pelipis kanan. Korban yang dibantai yakni isterinya sendiri Arianti Widiastuti, mertua pelaku bernama Asma, serta Satrio Prabowo dan Pujianto Hidayat. Keduanya teman lama Arianti. Kejadian itu berlangsung di rumah Asma, bilangan Kauman, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Burneh pada Kamis (8/3) pukul 21.30 WIB.Menurut Kepala Kepolisian Resor Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Muhammad Khosim, pembunuhan tersebut dilatarbelakangi rasa cemburu pelaku terhadap isterinya yang diketahui berselingkuh dengan Satrio Prabowo.Ariani dan Satrio semasa hidup sama-sama sebagai pegawai honorer di kantor Dinas Pendapatan Daerah Bangkalan. "Rifai mengetahui isterinya serong sejak tahun lalu dan sempat meminta bantuan atasannya untuk merukumkan kembali rumah tangganya," kata Khosim kemarin.Upaya Khosim, antara lain pada awal 2006 pernah memanggil Arianti dan Satrio ke markas polres. "Kami saat itu mengingatkan kepada keduanya agar menyudahi hubungannya, mengingat sudah sama-sama berkeluarga. Mereka menyatakan bersedia," ungkap Khosim.Namun, kenyataannya hubungan cinta kedua pihak terus berlanjut. Suasana rumah tangga Arianti -yang akrab dipanggil Wiwit, dan Rifai pun semakin tak harmonis. Pada 3 Oktober 2006 keduanya bertengkar hebat sampai Rifai hendak membacok isterinya, tapi berhasil dicegah banyak orang.Masih menurut Khosim, Rifai pernah mengajukan mutasi ke tempat kelahirannya di Ponorogo, sekaligus memboyong istrinya ke sana. "Tujuan Rifai agar istrinya tidak berhubungan dengan Satrio. Pengajuan mutasi itu masih dalam proses," tutur Khosim.Pada malam kejadian, modus yang dirancang Rifai, yaitu sengaja mengundang Satrio ke rumah mertuanya untuk diajak menyelesaikan masalah secara baik-baik. Satrio datang dengan mengajak Purjianto Hidayat.Menurut Khosim, saat berdialog itulah suasana memanas hingga Rifai tak sanggup mengendalikan diri. Dia mencabut pistolnya dan menghabisi semua orang yang ada di ruang tamu termasuk dirinya sendiri. "Tak ada orang yang berani melerai."Saat ditemukan, mayat Rifai, Arianti, Asma dan Pujianto tergeletak di lantai. Adapun tubuh Satrio Prabowo tersungkur di sofa. Semua jenazah kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Bangkalan. Polisi menemukan barang bukti berupa pistol jenis Revolver, lima selongsong peluru dan satu peluru aktif di dalam silinder pistol yang dipegang Rifai. Pistol tersebut merupakan inventaris Pores Bangkalan.Polisi juga menemukan tiga telepon seluler merek Nokia dan satu merek Siemens, satu tas warna hitam, satu celurit serta dua sepeda motor merek Honda Supra Fit. Kukuh S Wibowo
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

5 hari lalu

Front Mahasiswa Anti Kekerasan Papua menggelar Aksi didepan gedung Komnas HAM RI, di Jakrta, Jumat 3 Maret 2023. Aksi ini sebagai bentuk Solidaritas rakyat Papua Wamena terhadap Pelanggaran HAM yang di perbuat oleh TNI/POLRI dan menuntut usut penembakan di Wamena yang mengakibatkan 9 orang meninggal. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum


Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

21 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.


Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

27 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.


KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

Pegiat HAM Desak Revisi Peradilan Militer
KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.


Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Gambar tangkapan video menunjukkan adegan serial Netflix berjudul
Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.


2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

Ilustrasi TNI. ANTARA
2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.


Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi. Youtube Antara
Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.


Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.


Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.


Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Ilustrasi pengamanan dan pemantauan kemanan bandara Soekarno Hatta. ANTARA/Lucky R.
Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."