Iklan
TEMPO Interaktif, Bojonegoro:Kekeringan dan rawan pangan di Bojonegoro, Jawa Timur, kian menjadi-jadi. Dari sebelumnya hanya terjadi di delapan kecamatan, kini meluas hingga 16 kecamatan.Delapan kecamatan rawan kekeringan sebelumnya adalah Ngasem, Ngambon, Banjarrejo, Ngraho, Turi, Margomulyo, Temayang dan Dander. Sedangkan delapan yang rawan kemudian, di antaranya. adalah Bubulan, Sukosewu, Kedewan, Kedungadem, Kanor, Sugihwaras, Kepoh Baru.16 kecamatan itu rata-rata mengalami krisis air bersih. Sejumlah kantong-kantong air (sumber air) sudah mengering. Mereka sebagian mengharapkan air bantuan dari Kantor KB dan Kesejahteraan Sosial Bojonegoro, yang sudah tiga pekan ini menyalurkan air ke kantong-kantong kekeringan.Kekeringan juga memicu terjadinya kebakaran hutan jati milik Perhutani di sejumlah tempat. Di hutan jati Temayang dan Bubulan, misalnya, tercatat ada kebakaran hutan seluas 8 hektare. Akibat kebakaran hutan itu, juga mengancam keringnya sendang air (sumber air) di hutan Bubulan yang selama ini menjadi andalan stok air jika musim kemarau tiba.Pihak Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bojonegoro sudah mengerahkan pemadaman bersama dengan warga di sekitar hutan yang aktif di Lembaga Masyarakat Desa Hutan. "Biasanya, warga sekitar hutan yang tergabung di LMDH, otomatis sudah ikut membantu pemadaman," tegas M Fitri, staf di Perhutani KPH Bojonegoro.Sementara itu, Balai Pengelolaan dan Sumber Daya (BPSDA) Air Wilayah Sungai Bojonegoro, terpaksa menutup aliran air yang berasal dari Waduk Pacal, Bojonegoro. Alasannya, waduk terbesar di Bojonegoro dengan kapasitas, sekitar 23 juta meterkubik itu, kini hanya menyiasakan sebanyak 1 juta meterkubik. "Ini sudah aturan, jika musim kemarau tiba, harus ada sisa air di waduk minimal 1 juta meterkubik," tegas Wahyu, staf di kantor BPSDA itu.Sekretaris Kabupaten Bojonegoro, Bambang Santoso, kini sudah memerintahkan stafnya untuk turun ke daerah-derah kering, di antaranya sebagian besar di Bojonegoro bagian selatan, terutama yang berjauhan dengan aliran Sungai Bengawan Solo. "Bantuan air bersih dari Kantor KB-Kesos, sudah jalan. Dan tolong catat, bantuan air bersih itu gratis," tegasnya yang ditemui di kantor DPRD Bojonegoro.Selain itu, Pemkab Bojonegoro juga sudah menganggarkan dana sebesar Rp 600 juta untuk dana bencana alam. Dana ini nantinya juga untuk bantuan kekeringan dan rawan pangan, dampak dari kemarau tahun 2007 ini.Sujatmiko
Iklan
