TEMPO Interaktif, Washington:Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, kembali memangkas suku bunga acuan the Fed's rate 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Penurunan suku bunga ketiga sepanjang tahun 2007 ini kembali dibuat untuk mencegah resesi ekonomi setelah hantaman krisis sektor perumahan beberapa waktu lalu.Pemimpin The Federal Reserve Ben Bernanke dan seluruh jajaran komite bank sentral menegaskan penurunan reference rate kali ini diperlukan pertumbuhan ekonomi nasional. Anjloknya sektor perumahan (Subprime mortgage) dinilai telah mempengaruhi perilaku konsumen dan bisnis di negeri Paman Sam itu."Pertumbuhan ekonomi melambat, merefleksikan intensifikasi koreksi pada sektor perumahan dan beberapa menurunkan pengeluaran pada dunia usaha dan konsumen. Lebih dari itu, ketegangan di pasar keuangan telah meningkat belakangan ini," kata Bernanke seperti dikutip Associated Press semalam.Bank Sentral AS berharap, tiga kali penurunan suku bunga sepanjang tahun ini bisa mengembalikan pertumbuhan ekonomi seperti sebelum terjadi krisis.AP| Agoeng Wijaya
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI
9 jam lalu
Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.
Rupiah Anjlok ke Rp 16.000 per Dolar AS, Pengamat Prediksi Masih akan Terus Melemah
3 hari lalu
Rupiah Anjlok ke Rp 16.000 per Dolar AS, Pengamat Prediksi Masih akan Terus Melemah
Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS hari ini Jumat, 12 April 2024 anjlok ke level Rp 16 ribu. Pengamat memprediksi rupiah masih akan terus melemah.
Pasar Keuangan Global Disebut Kondusif dan Jasa Keuangan Nasional Stabil, Simak Penjelasan Bos OJK
13 hari lalu
Pasar Keuangan Global Disebut Kondusif dan Jasa Keuangan Nasional Stabil, Simak Penjelasan Bos OJK
OJK sebut, saat ini kondisi perekonomian dan pasar keuangan global cukup kondusif, tapi tetap perlu memperhatikan perkembangan geopolitik global.
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan
21 hari lalu
Rupiah Merosot ke Level Rp15.803 per Dolar AS, Analis: Ada Potensi Penguatan
Nilai tukar rupiah diprediksi karena The Fed belum akan menurunkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024
26 hari lalu
BI Lihat Ada Peluang Suku Bunga Turun di Semester II 2024
BI memperkirakan, suku bunga Fed Funds Rate (FFR) mungkin akan mulai turun pada semester II 2024.
Hari Ini Harga Emas Antam Meroket jadi Rp 1,219 Juta per Gram, Apa Sebabnya?
26 hari lalu
Hari Ini Harga Emas Antam Meroket jadi Rp 1,219 Juta per Gram, Apa Sebabnya?
Harga emas keluaran PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. atau harga emas Antam pada Kamis pagi, 21 Maret 2024, terpantau naik Rp 20.000 per gram.
Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024
27 hari lalu
Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024
BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit.
BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen
27 hari lalu
BI Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen
BI memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan pada level 6 persen.
Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen
28 hari lalu
Sri Mulyani Masih Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen
Menkeu Sri Mulyani Indrawati masih optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mampu menyentuh 5,2 persen.
Tembus 72 Ribu Dolar AS atau 1,1 Miliar Per Keping, Apa Itu Bitcoin?
34 hari lalu
Tembus 72 Ribu Dolar AS atau 1,1 Miliar Per Keping, Apa Itu Bitcoin?
Kenaikan harga Bitcoin menjadi buah bibir di dunia kripto dan investasi karena per keping menyentuh Rp 1,1 miliar. Apakah itu Bitcoin?
