Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anglerfish Aneh

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Seattle:Ikan yang satu ini berwajah datar, berkulit sangat lentur, dan bisa merangkak. Mblesek-mblesek di antara celah sempit terumbu karang adalah keahliannya. Keahlian yang diduga membuatnya selama ini dianggap tak ada.Tapi tidak sampai 28 Januari lalu. Saat itu sepasang suami-istri, Buck dan Fitrie Randolph, ditemani instruktur selam Toby Fadirsyair, berhasil menangkap basah keberadaannya di bawah laut di perairan pelabuhan Ambon, Maluku. Dua bulan berselang, seekor yang dewasa dan dua lainnya yang lebih muda terlihat lagi. Selasa lalu, ketahuan kalau seekor di antara yang dewasa ternyata telah meninggalkan telur dalam jumlah besar.Pasangan Randolph, sebagai penemu pertama, adalah pemilik sebagian "saham" Maluku Divers tempat Toby bekerja. Pasangan tersebut bersama Andy Shorten, pemilik Maluku Divers lainnya, sempat ingin merahasiakan temuan demi kebaikan jenis ikan itu sendiri.Namun, setelah adanya temuan susulan atas individu jenis ikan yang sama, mereka mulai berani memampangkan fotonya di situs. Apalagi belakangan Toby ingat kalau ia pernah melihat ikan serupa itu ketika menyelam 10-15 tahun lalu. "Hanya, dulu corak warnanya berbeda," katanya.Randolph dan Shorten lalu mulai mencari tahu identitas ikan itu terang-terangan. Beragam buku referensi lalu dibolak-balik, tapi ketiganya tak mendapati jenis apa sebenarnya ikan itu.Tidak hanya kelakuan, bentuknya juga unik. Sepasang matanya hampir menatap ke depan, mirip sepasang mata manusia. Tubuhnya yang bermotif zebra memiliki kombinasi warna peach dan sengatan matahari. Dan mirip kodok karena kerut lipatan kulitnya menyembunyikan bentuk normal sirip-siripnya.Ikan sebesar tinju tangan ini lebih mirip pahatan dari gelas. Tapi, ya itu, jauh dari sifat gelas yang keras dan gampang pecah, tubuh ikan ini lembut dan cukup lentur untuk mengelak dan meloloskan diri ke dalam celah sempit terumbu karang.Suami-istri Randolph dan Toby akhirnya bertanya-tanya mungkinkah ikan itu mewakili keluarga baru dalam dunia bawah air yang selama ini belum dikenal? "Segera setelah saya melihat fotonya, saya bisa langsung menebak kalau ikan itu termasuk jenis anglerfish (jenis ikan pemilik organ duri lentur berujung gumpalan daging sebagai penarik perhatian mangsa yang tumbuh didahinya)," kata Theodore W. Pietsch dari Universitas Washington di Seattle, Amerika Serikat.Profesor ilmu ikan dan kehidupan bawah air yang telah menerbitkan 150 artikel ilmiah dan beberapa buku tentang anglerfish itu menunjuk sirip dada yang mirip sepasang tungkai. "Hanya keluarga anglerfish yang memiliki struktur mirip kaki, pengait, yang mereka gunakan untuk merangkak di dasar laut atau permukaan lainnya," ujarnya.Meski begitu, wajahnya yang datar mau tak mau membuat Pietsch terbelalak. "Saya boleh bilang bahwa sepanjang 40 tahun saya mempelajari icthyologi (ilmu yang mempelajari struktur, klasifikasi, dan perilaku ikan-ikan) anglerfish, saya belum pernah melihat yang seperti ini," katanya.Faktanya, Pietsch menambahkan, hampir seluruh ikan memiliki sepasang mata yang masing-masing berada di sisi kepala yang berbeda. Jarang yang memiliki sepasang mata dengan jarak pandang ke depan yang bisa saling tumpang-tindih seperti teropong, meski hanya beberapa derajat. Visi binokuler seperti yang dimiliki mata manusia itu memberi kelebihan mampu mengukur jarak dengan akurat.Anglerfish dari Maluku ini juga ternyata tidak memiliki "pancingan" penjerat mangsa seperti anglerfish umumnya. "Saya tidak bisa melihat petunjuk adanya organ itu di dahinya," kata Pietsch.David Hall, fotografer kekayaan alam bawah laut yang menyusul menyelam dan berhasil membuat foto anglerfish aneh itu, mengungkapkan kesaksiannya. "Ikan-ikan itu membenamkan dirinya di dalam celah dan pecahan karang untuk mencari makan," katanya.Walhasil, Pietsch akhirnya jadi bingung juga. Setelah membanding-bandingkan, ia menunjuk pada sebuah genus bernama Histiophryne sebagai kerabat terdekat. "Tapi ini juga tidak mirip-mirip banget," katanya.Pietsch lalu melanjutkan, "Secara umum, ini jelas tidak mirip dengan jenis-jenis dalam subordo antennarioid yang pernah saya lihat. Mungkin paling tepat untuk memasukkannya ke dalam sebuah genus baru dalam dunia pengetahuan."Para ilmuwan kelautan sejauh ini sudah mendeskripsikan 18 marga dalam keluarga besar anglerfish di dunia. Kalau benar terjadi bahwa anglerfish temuan di Maluku menjadi marga ke-19, berarti temuan besar.Soalnya, dalam 50 tahun terakhir ilmuwan hanya bisa mendeskripsikan lima jenis ikan baru. Tidak satu pun di antaranya yang bersinggungan, meski saudara jauh sekalipun, dengan anglerfish.Tapi, tentu saja, untuk menggolongkannya sebagai jenis baru butuh kajian genetik dan pengujian lebih detail atas spesimen (tangkapan).wuragil | universityofwashington | divingmaluku | sciencedaily
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

1 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

12 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

31 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.


Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

31 hari lalu

Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil
Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.


KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

31 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

32 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

32 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

45 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

54 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono bersama (kiri-kanan) Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Hubungan Luar Negeri Edy Putra Irawady, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dan Staf Khusus Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi memberikan keterangan kepada wartawan terkait Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023. Tempo/Tony Hartawan
KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.


Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara resmi membuka KTT Peringatan 50 Tahun Kemitraan ASEAN-Jepang di Tokyo, Minggu (17/12).
Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.