Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Orangutan Menghitung Tahun

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, JAKARTA: -- Tayangan video itu sangat pendek, tapi sudah cukup membuat pilu. Judulnya: Sawit Berdarah 2. Isinya, sebidang hutan di Kalimantan Tengah yang menjadi gersang dan orangutan di sana terlihat bingung, berjalan ke sana-kemari, tak jelas. Orangutan, cuma seekor, itu jelas kehilangan kawanan dan pepohonannya. Yang tersisa untuknya hanya beberapa tegakan pohon muda, itu pun miskin daun dan percabangan. Begitu miskin dan langkanya hingga terik matahari dan gersang lahan mampu mengepungnya. Namun, di batang-batang itulah kini si orangutan bergelantungan. Miris sekali, sampai akhirnya tayangan video memperlihatkan beberapa pria menolongnya: ia ditangkap, dipindahkan ke kandang, ditandai dengan chip, lalu dilepas ke kawasan yang dianggap lebih rimbun. "Orangutan telah kehilangan habitat dan sumber makanannya," begitu kata Hardi Baktiantoro, Direktur Eksekutif Centre for Orangutan Protection (COP), ketika tayangan berakhir. "Orangutan lalu hanya bisa makan tunas-tunas kelapa sawit dan sejak itu orangutan menjadi hama yang harus dibunuh."Begitulah orangutan yang hidup di hutan di luar batas-batas kawasan konservasi harus menerima nasibnya. Pembukaan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit memaksa sejumlah orangutan harus memilih pergi atau mati di tempat. Ternyata pilihan kedualah yang banyak ditemukan investigasi COP di Kalimantan Tengah, sebuah provinsi yang saat ini memiliki populasi orangutan terbesar di dunia. Hasil investigasi yang menyatakan bahwa sejumlah orangutan akan punah lebih cepat daripada yang diperkirakan diumumkan kemarin. "Tidak perlu menunggu 2015, seperti menurut hasil perhitungan Population and Habitat Viability Assessment 2004, tapi tiga bahkan dua tahun lagi orangutan di alam akan punah," ujar Hardi.Investigasi lapangan yang dilakukan Hardi dan kawan-kawannya di COP menunjukkan bahwa 242 perusahaan perkebunan sawit yang ada di Kalimantan Tengah rata-rata masih membabat hutan dengan mengorbankan orangutan. Perusahaan itu termasuk mereka yang tergabung dalam Roundtable on Sustainable Palm Oil, seperti Wilmar serta IOI dan Agro Group dari Malaysia. Padahal, kata Hardi, "Sudah ditetapkan sejak November 2005 bahwa penanaman baru tidak seharusnya menggusur hutan primer atau area yang memiliki satu atau lebih nilai konservasi yang tinggi." Orangutan adalah satu contoh nilai konservasi itu.Hardi mencontohkan, survei yang dilakukannya setahun lalu ke cagar alam di Bukit Sapathawung. Di sana kabarnya populasi orangutan mencapai 500 ekor. Nyatanya, setelah masuk ke sana, Hardi hanya mendapati dua ekor. Itu belum seberapa dibandingkan dengan yang ditemukan di area konsesi yang disiapkan untuk perkebunan sawit oleh beberapa perusahaan. "Kami sering mendapati kuburan massal orangutan," kata Novi Hardianto, Koordinator Program untuk Permasalahan Hutan, lembaga yang sama.Kalaupun masih ada di muka tanah, Novi menambahkan, hanya jasadnya yang hangus terbakar. Atau kalaupun masih hidup, orangutan terantai dan penuh luka. Bahkan ada yang disantap pekerja setempat. Sayang, baik Hardi maupun Novi mengungkapkan bahwa jeritan pilu orangutan itu dipandang sebelah mata oleh pemerintah pusat, apalagi daerah. "Kematian orangutan dianggap sebagai pengorbanan yang memang diperlukan dan mereka lebih senang mengeksploitasi daripada melestarikan orangutan," kata Hardi.Darori, Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam di Departemen Kehutanan, yang dihubungi terpisah, memang meragukan kesimpulan hasil investigasi itu. Menurut dia, hutan alam tidak akan dikonversi lebih banyak lagi untuk kebutuhan lain di luar sektor kehutanan, seperti kebun sawit. "Jadi saya yakin orangutan tidak akan punah dalam tiga tahun ke depan," kata Darori dalam pesan pendeknya. l wuragil
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

27 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

27 hari lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

27 hari lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

27 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

29 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.


Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

33 hari lalu

Penggundulan hutan di India. [www.nature.com]
Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

Hari Hutan Internasional diperingati setiap 21 Maret. Sejarahnya dimulai 2012 yang diprakarsai oleh PBB untuk membantu dan mendukung konservasi hutan


Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

34 hari lalu

Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.


OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

36 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan 65 persen kawasan IKN akan bisa dijadikan hutan tropis kembali.


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

37 hari lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

52 hari lalu

Petugas berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 15 Januari 2022. ANTARA/HO-UPT Damkar Bintan Timur
Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?