Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Sebuah bengkel produsen senjata api gelap di kawasan Cipacing, Sumedang, Jawa Barat kemarin digerebek tim Kepolisian Daerah Jawa Barat dan Resor Sumedang. Menurut Kepala Kepolisian Jawa Barat Inspektur Jenderal Susno Duadji, bengkel itu tak ubahnya pabrik rakitan senjata gelap. Per tiga minggu, mereka memproduksi dua unit senjata api genggam. Dari laras panjang hingga laras pendek dengan beragam jenis kata Susno Duadji di kantornya, Selasa (10/6).Dalam pengerebekan itu, polisi telah mengamankan GR, 48 tahun. Darimana asalnya, Susno enggan merincinya. Ia hanya menjelaskan, lelaki ini sedang disidik di ruang tahanan Kepolisian Sektor Jatinangor. Dari dia pula, polisi menyita 48 jenis barang bukti dari bengkel tersangka. Diantaranya, dua pucuk pistol rakitan jenis FN, 1 buah senjata rakitan jenis AK 47,5 laras pendek, 122 per senjata berbagai ukuran, grendel senjata, magasin, mesin bubut, mesin lor, gurinda, gergaji besi berbagai ukuran dan lainnya. Setiap unit dijual jutaan rupiah kepada pemesan dari dalam dan luar pulau Jawa, ujar Susno. Susno mensinyalir, GR sudah lama memproduksi senjata api rakitan. Bahkan, ia juga sudah mampu membuat senjata canggih. Terbukti dari sejumlah laras berulir yang ditemukan di bengkelnya. Senjata jenis ini punya daya jangkau lebih jauh dan selalu tepat sasaran.Menurut Susno, pihaknya terus mengembangkan penyelidikan kasus ini. Ia menduga, GR tidak bekerja sendiri, tapi memiliki jaringan pembuat senjata api gelap di Jawa Barat. Ia menghimbau masyarakat lebih waspada karena kemungkinan tindak kriminal dengan senjata api rakitan semakin tinggi. "Jangan coba-coba membeli atau memiliki. Siapa melakukannya secara gelap, ancamannya 20 tahun penjara,"katanya.Kepala Polres Sumedang Ajun Komisaris Besar Erwin Faisal menjelaskan, kasus GR terungkap berkat laporan warga pada Senin (9/6) pagi. Warga melaporkan ada kegiatan produksi senjata api secara gelap di sebuah rumah di sentra industri senapan angin di RT 02 RW 01 Desa Cipacing, Jatinangor, Sumedang. Setelah dicek, polisi langsung melakukan penggerebekan. Di rumah milik famili tersangka itulah, polisi menemukan bukti-bukti kegiatan perakitan. "Sekitar jam 11.00 kemarin, barang bukti kami sita dan tersangka kami amankan di Polsek Jatinangor,"katanya.GR, kata Erwin, diancam pasal 1 Undan-Undang Darurat tahun 1951 tentang pembuatan dan pemilikan senjata api tanpa hak dan tanpa izin. "Ancaman hukumannya 20 tahun penjara sampai hukuman mati," ujarnya. Erick P Hardi
Iklan
