TEMPO Interaktif, Jakarta: Panitia Kerja Kebijakan Belanja Pemerintah Pusat Panitia Anggaran DPR mengusulkan cadangan resiko fiskal (bantalan) akibat kenaikan harga minyak dalam APBN 2009 sampai pada level harga US$ 160 per barel."Terkait pengaruh deviasi antara asumsi makro dengan realisasinya, perlu dicadangkan dana resiko fiskal untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dari US$ 120 per barel ke US$ 160 per barel," kata Kordinator Panja Jhonny Allen Marbun dalam rapat kerja dengan Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas, Selasa malam. Panja juga merekomendasikan langkah untuk mengendalikan anggaran subsisi BBM dengan tiga alternatif kebijakan.Pertama, besaran subsidi BBM dialokasikan maksimum pada harga minyak ICP rata-rata US$ 130 per barel dalam setahun. Kedua, dampak netto perubahan harga minyak terhadap APBN tidak menambah defisit dan ketiga penggunaan rasio konstan harga BBM bersubsidi dalam negeri dan harga pasar.Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan Anggito Abimanyu menilai APBN memang memerlukan cadangan resiko fiskal akibat kenaikan harga minyak yang tak menentu. "Pergerakan harga minyak tidak bisa dikontrol sehingga harus ada bantalan anggarannya," katanya.Menurutnya, pergerakan harga minyak akan mengubah postur APBN karena alokasi subsidi energi akan bergerak naik mengikutinya.Wakil Ketua Panitia Anggaran Suharso Monoarfa menyatakan yang terpenting adalam menjaga net impact akibat kenaikan harga minyak duniat terhadap APBN.Pemerintah memutuskan untuk menggunakan asumsi harga minyak pada level harga US$ 140 per barel dalam APBN 2009. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan menyampaiakan keputusan tersebut ke Panitia Anggaran DPR. Namun, Ia batal menyampaikannya malam tadi.Menurut Sri, keputusan tersebut diambil karena melihat tren harga minyak dunia sampai Juli 2008 yang telah melewati harga US$ 140 per barel. Dengan memasang asumsi harga minyak pada level harga tersebut berimplikasi membengkaknya subsidi BBM dan listrik mendekati Rp 300 triliun.Menteri Sri juga menyatakan pemerintah akan meminta bantalan untuk menutupi resiko jika harga minyak melewati harga US$ 140 per barel. "Untuk itu mungkin kita akan mencovernya pada tingkat harga tertentu, kita pikirkan US$ 150 per barel atau US$ 160 per barel," katanya kemarin.Gunanto E S
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium
24 November 2020
Daya Beli Masih Lemah, Komisi VII DPR Minta Kaji Penghapusan BBM Premium
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengingatkan agar pemerintah tidak menerapkan penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah
30 September 2020
Ini Akibatnya Jika Mobil Diisi Bensin dengan RON Rendah
Hal paling sering dijumpai ketika mobil diisi dengan bahan bakar RON rendah (misalnya RON 88), mesin akan knocking atau mengelitik.
Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home
26 Maret 2020
Konsumsi BBM Turun 8 Persen Akibat Work From Home
Pertamina mencatat terjadi penurunan konsumsi BBM terkait kebijakan work from home.
Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut
19 November 2019
Garda Revolusi Iran Bakal Bertindak Jika Demonstrasi Berlanjut
Warga Iran turun ke jalan memprotes kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak hingga 50 persen dan membatasi pembeliannya.
Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU
25 September 2019
Bos Baru Shell Siapkan Strategi Pengembangan Bisnis SPBU
Shell, perusahaan energi Internasional resmi menunjuk Waqar Siddiqui sebagai Direktur Retail Shell Indonesia yang baru
Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal
20 Agustus 2019
Bakamla RI Tangkap Empat Kapal Pengangkut BBM Ilegal
Dari pemeriksaan diketahui nakhoda bahwa kapal mendapatkan BBM sebanyak 300 ton dari kapal tanker di Palembang tanpa dokumen yang sah.
Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak
27 Juni 2019
Subsidi BBM Solar Tahun Ini Diprediksi Membengkak
Realisasi konsumsi solar sampai dengan April 2019 telah mencapai sebesar 5,07 juta kl atau setara dengan 35 persen pagu.
Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium
5 Juli 2018
Harga Pertamax Naik, ESDM Yakin Konsumen Tak Beralih ke Premium
Konsumen Pertamax diyakini tak akan balik lagi mengkonsumsi premium.