Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ambisi Pewaris Danar Hadi  

image-gnews
Diana Santosa, Managing Director Batik Danarhadi, Jakarta, Selasa (26/08).(TEMPO/Yosep Arkian/20080826)
Diana Santosa, Managing Director Batik Danarhadi, Jakarta, Selasa (26/08).(TEMPO/Yosep Arkian/20080826)
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Terlahir di lingkungan keluarga yang memiliki budaya sangat kental dan jiwa seni yang kuat ternyata menjadikan Diana Santosa sebagai sosok wanita feminin, namun penuh ambisi.

Sifat disiplin dari sang ayah, H Santosa Doellah, yang membuat Diana--begitu dia akrab dipanggil--mampu meneruskan usaha sang ayah membesarkan Danar Hadi. Usaha yang berdiri pada 1967 itu adalah salah satu industri batik yang moncer di Tanah Air dan berkembang.

Di sela acara peluncuran kembali cagar budaya Danar Hadi di Solo, Jawa Tengah, pekan lalu, Diana yang saat ini menjabat Managing Director PT Batik Danar Hadi mengungkapkan berbagai ambisi dalam hidupnya. Salah satunya mengembangkan warisan leluhur yang menjadi salah satu ciri budaya bangsa, batik. Menjadi produk khusus yang survive sebagai produk garmen bertaraf internasional.

"Awalnya saya nggak ada rencana bergabung ke perusahaan bapak karena saya sudah bekerja di perusahaan lain yang oke juga," kata anak kedua pemilik Danar Hadi ini kepada Tempo akhir pekan lalu.

Nurani wanita Solo ini tergugah saat sang ayah menawarkan untuk bergabung ke perusahaan itu pada 1996. Saat dirinya tengah sukses meniti karier di perusahaan orang lain sebagai manager merchandising. Namun, sifatnya yang ambisius dalam segala hal menguatkan dirinya untuk bergabung dengan usaha sang ayah, meskipun sempat merasakan adanya keraguan atas keputusannya hengkang dari perusahaan yang telah ditekuninya selama empat tahun.

"Saya pindah karena berpikir untuk karier saya. Harus ada sesuatu yang saya hasilkan dalam hidup," ungkapnya. Pasalnya, untuk mendapatkan posisi tertentu di perusahaan orang, banyak hal yang harus diperhitungkan, termasuk dirinya yang sudah berkeluarga. "Dan ternyata dalam waktu yang saya perhitungkan saya belum mendapatkannya ketika di perusahaan lain."

Komitmennya untuk selalu memberikan segala hal yang optimal pula yang mendorong Diana bergabung dengan perusahaan sang ayah. "Sesuatu yang tidak bisa saya berikan secara optimal akan merugikan seseorang atau perusahaan," tuturnya ramah.

Meski bergabung dengan perusahaan keluarga, ibu dua anak ini mengaku mendapatkan tantangan yang besar. Selera sang ayah yang cukup tinggi serta keinginannya memajukan busana wanita di Danar Hadi begitu kontras dengan kondisi saat itu. Bayangkan, pasar Danar Hadi ketika itu 60 persen busana kaum pria.

"Tapi saya punya ambisi lain, makanya saya tak pernah berhenti. Otak saya berpikir terus bagaimana itu bisa terwujud," papar wanita yang lahir pada 21 November 1969 ini bersemangat. Jika usaha itu sukses, menandakan ada kekuatan di sana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak tanggung-tanggung, untuk lebih memajukan batik, Diana bahkan keluar dari pakem yang ada tanpa meninggalkan begitu saja ciri asli batik. "Saya berpikir jangan hanya selalu berpatokan pada pakem. Tapi harus bisa mewujudkan apa yang bisa didengar oleh generasi sekarang dari budaya yang ada," kata wanita ayu berkacamata ini.

Sifat sang ayah yang terbuka dalam segala hal serta berjiwa muda diakui Diana sangat membantu dirinya mengembangkan usaha batik Danar Hadi. "Bapak selalu menginginkan kami produktif dalam segala hal. Sehingga selalu menerima dengan positif masukan-masukan kami," Diana menambahkan.

Posisinya sebagai orang nomor satu di Danar Hadi saat ini terkadang membuatnya lelah. Terlebih kini juga menjadi ibu bagi dua buah hatinya yang tengah tumbuh dan membutuhkan perhatian ekstra. Berkat didikan sang ayah sejak kecil yang selalu mengajarkan kerja keraslah yang sering menguatkan Diana. "Saya tidak pernah dididik segala sesuatu itu mudah dan eksklusif," ucapnya menegaskan.

Bahkan dia bersyukur, meski terlahir dari keluarga Jawa, khususnya Solo yang penuh dengan tradisi dan adat kuat, sang ayah membiarkan anak-anaknya berkembang sesuai dengan keinginan masing-masing. "Bapak nggak pernah memaksakan sesuatu kepada kami," katanya. "Beliau justru selalu menganjurkan kami kerap bergaul dengan semua orang."

Dengan bergaul dapat lebih berprestasi. Ajaran itulah yang saat ini diterapkan pada kedua putranya. "Jangan pernah melihat semuanya dari apa yang kamu lihat. Tapi kontribusi apa yang bisa diberikan sehingga bisa menjadi lebih baik," katanya menambahkan.

Hasil didikan kedua orang tuanya itulah yang diakui Diana telah mengantarnya menjadi wanita mandiri dan penuh percaya diri. Percaya diri, bagi Diana, menjadi salah satu kunci suksesnya memajukan usaha batik sang ayah. "Bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu perlu perjuangan dan pengorbanan," ujarnya, mengakhiri.

S Ika Sari

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

3 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

6 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

23 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

29 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

40 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

46 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

51 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.


Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

52 hari lalu

Aktivitas membatik dan pameran batik yang digelar di hotel Yogyakarta Senin (5/2).  Foto: TEMPO|Pribadi Wicaksono.
Jurus Yogya Branding Batik Lokal Sebagai Cendera Mata Wisata

Pekerjaan rumah saat ini, adalah bagaimana batik bisa memiliki ruang presentasi yang kontinyu untuk memperluas pasarnya.


TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

52 hari lalu

Pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik yang melakukan penjualan via live TikTok Shop dalam acara Showcase Event dan Konferensi Pers: TikTok dan Tokopedia Luncurkan Kampanye #MelokalDenganBatik di Yogyakarta, Senin, 5 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
TikTok Shop dan Tokopedia Kampanye Batik, Pedagang Bebas Biaya Komisi Sebulan

TikTok Shop dan Tokopedia meluncurkan kampanye #MelokalDenganBatik. Pedagang bebas biaya komisi selama sebulan.


Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

58 hari lalu

Presiden Jokowi membagi bagikan kaos kepada warga yang menerima bantuan pangan beras cadangan pemerintah di Gudang Bulog Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selasa 30 Januari 2024. ANTARA/Hery Sidik
Jokowi Kaget Beli Celana Batik Seharga Rp 15 Ribu: Sangat Murah dan Bisa Bersaing dengan Negara Lain

Jokowi membeli produk lokal yang dijual para pengusaha UMKM yang mendapat permodalan dari program PNM.