TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Malayan Banking Bhd (Maybank) akan melepas keinginannya mengakuisisi PT Bank Internasional Indonesia (BII), bila peraturan penawaran tender (tender offer) yang baru saja direvisi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Indonesia tetap diberlakukan.
"Kami masih berniat melanjutkan transaksi, tapi tentunya tidak dengan aturan yang baru, kami tidak bisa melanjutkan bila kondisinya tidak kondusif" kata Kepala Eksekutif Maybank Abdul Wahid Omar, seperti dikutip Reuters akhir pekan kemarin.
Omar keberatan bila aturan penawaran tender hasil revisi yang baru ditetapkan Bapepam pada akhir Juni 2008, juga dikenakan atas transaksi Maybank mengakuisisi 55 persen saham BII dari Temasek Holdings dan Kookmin. "Harusnya peraturan itu tidak berlaku surut, karena transaksi ini sudah direncanakan sejak Maret," kata Omar.
Ia mengatakan, menggantungnya proses akuisisi BII ini adalah peraturan penawaran tender baru yang berlaku surut, yang mengharuskan Maybank membeli seluruh saham yang ada di publik, sehingga kepemilikan menjadi 100 persen. Namun, dalam jangka waktu dua tahun Maybank harus menjual kembali 20 persen saham miliknya kepada publik. "Jadi tidak adil menyalahkan kami atau Bank Negara (Bank Negara Malaysia)" katanya.
Akhir pekan kemarin, Ketua Bapepam Fuad Rahmany menyatakan peraturan penawaran tender didak akan berubah dan tidak ada pengecualian bagi Maybank. "Kami sudah meminta supaya Maybank tegas dalam hal ini, sekarang bola ada di tangan mereka" kata Fuad.
Pada kesempatan terpisah, Omar menyatakan, masih berminat berinvestasi di Indonesia, hanya saja belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat. "Sekarang hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk kembali masuk" kata Omar.
Sebelumnya beredar kabar kalau Maybank akan kehilangan 480 juta ringgit atau US$ 141,5 juta bila masalah akuisisi ini tidak bisa diselesaikan sesuai tenggat waktu yang ditetapkan Temasek dan Kookmin yaitu 26 September 2008. Namun, Omar mengatakan potensi kerugian hanya sekitar 290 juta ringgit, angka tersebut, lanjutnya telah memperhitungkan keuntungan nilai tukar terhadap dolar Singapura sebesar 193 juta ringgit.
Reuters/Ari Astri Yunita