TEMPO Interaktif, Mataram: Angka inflasi semakin tinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Sampai Agustus, laju inflasi tahun kalender Januari-Agustus 2008 sudah mencapai 11,10 persen. Sedangkan laju inflasi Agustus 2008 terhadap Agustus 2007 sebesar 14,05 persen. Angka inflasi tersebut sudah menembus target awal batas inflasi sebesar 6,5 persen.
Tingginya angka inflasi tersebut sebenarnya sudah dicapai sejak sebulan sebelumnya, Juli 2008 yaitu 10,51 persen. Sedangkan laju inflasinya dari Juli 2008 terhadap Juli 2007 sebesar 13,89 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik NTB Mariadi Mardian mengatakan butuh usaha luar biasa untuk menurunkan angka inflasi menjadi di bawah dua digit. "Kenaikan inflasi ini terjadi karena faktor kenaikan makanan jadi," ujarnya. Satu-satunya indeks yang mengalami penurunan adalah kelompok sandang.
Selama Agustus, ada 20 komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi di Kota Mataram, yang tertinggi adalah telur ayam ras, rokok filter, sate, ikan tenggiri, ikan tongkol pindang. Sedangkan di Kota Bima sumbangan inflasi diberikan komoditas beras, gula pasir, ikan bandeng, telur ayam ras, dan ikan tongkol.
Selama Agustus 2008 lalu, inflasi gabungan di Kota Mataram dan Bima sebesar 0,53 persen. Hal itu terjadi karena kenaikan harga pada kelompok barang dan jasa, seperti kelompok bahan makanan 0,61 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,98 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,69 persen.
Sementara kelompok kesehatan naik hingga 0,42 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,38 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,43 persen. Kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 1,19 persen.
Dibanding wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timur, inflasi yang terjadi selama bulan Agustus di kota Maumere sebesar 2,85 persen, Denpasar 1,09 persen, Mataram 0,56 persen dan Bima 0,44 persen. Sedangkan di Kota Kupang mengalami deflasi 0,97 persen.
Supriyanto Khafid