Kawasan yang terbakar berada di empat lokasi, yaitu Resor Ranupane Lumajang; Resor Gunung Penanjakan di Wonokitri, Pasuruan; Resor Tengger Laut Pasir di Cemoro Lawang, Probolinggo; dan Resor Ngadas di Malang.
"Empat kawasan memang rawan terjadi kebakaran karena tipe vegetasi berupa semak dan pohonan kering," kata Kepala Humas Balai TNBTS, Nova Elina, Senin (8/9). Luas hutan yang terbakar tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Data Balai TNBTS mencatat pada 2006, hutan yang terbakat seluas 1.019 hektar dan pada 2007 sebanyak 705 hektar. Frekuensi kebakaran juga menurun. Pada 2006 ada 65 kali kebakaran, pada 2007 ada 22 kali kebakaran, dan tahun ada 6 kali kebakaran.
Menurut Nova, penurunan luas dan frekuensi kebakaran terjadi karena Balai TNBTS telah membentuk tim khusus siaga kebakaran dan masyarakat peduli api, dan menambah peralatan pemadam kebakaran.
Selain itu, Balai TNBTS juga memberikan penyuluhan tentang bahaya kebakaran hutan untuk penduduk yang bertempat tinggal di sekitar kawasan dan memasang rambu peringatan bahaya kebakaran.
Penyebab kebakaran, menurut Nova Elina, hampir sebagian besar atau sekitar 80 persen karena faktor manusia, baik yang sengaja maupun tidak disengaja. Sisanya adalah faktor alam.
Kebakaran yang disebakan oleh manusia terjadi karena masyarakat dan wisatawan membuang puntung rokok sembarangan atau membuat api yang kemudian lupa dimatikan. Sedangkan faktor alam terjadi karena sekitar 60 persen areal yang terbakar adalah padang ilalang.
Bibin Bintariadi