TEMPO Interaktif, Samarinda: Warga Desa Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara, sumber air sumurnya tercemari limbah batu bara akibat tanggul PT Lana Harita Indonesia jebol. Penyebabnya, menurut Manajer Healthy and Envoironment PT Lana Harita, Medan Rante Tanu, hujan lebat. Selain sumur warga, minyak bumi itu juga mencemari anak Sungai Karang Mumus. "Kami pasti bertanggung jawab meski harus mengganti rugi," kata Medan Rante Tanu.
Setelah dilakukan pengecekan, ditemukan titik minyak yang mengendap di rumput dan tanaman warga. H. Muhammad, warga Tanah Datar, merembesnya limbah minyak bumi bukan kali ini saja. Tapi, sudah yang ke sekian kali dari perusahaan tambang batubara itu. "Kami kesulitan mendapatkan air bersih," ujarnya.
PT Lana Harita merupakan perusahaan batu bara yang mulai beroperasi pada 2000. Areal konsesinya 21.270 hektare. Menurut Medan, pada PIT 59 dikerjakan dengan kedalaman sekitar 100 meter mengeluarkan minyak bumi. Karena dianggap mengganggu, minyak bumi yang mengendap dipompa ke stailing pond (penampungan limbah).
Letak penampungan bersebalahan dengan sungai, dipisahkan dengan jalan. Dengan curah hujan tinggi, air melebihi jalan dan tanggul jebol. Limbah minyak pun bercampur ke air sungai. "Kami kerja sama dengan Pertamina untuk menyemprot minyak yang mengendap di kebun dan pekarangan warga," ujar Medan.
Firman Hidayat