TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akan menyelesaikan finalisasi pinjaman dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar US$ 325 juta pada akhir 2008. Dana tersebut merupakan 65 persen dari total biaya proyek pembangunan pabrik Chemical Grade Alumina di Tayan, Kalimantan Barat, senilai US$ 500 juta.
"Sisanya, 35 persen atau sekitar US$ 175 juta dari ekuiti," kata Direktur Utama Antam, Alwinsyah Loebis, sebelum rapat anggaran dengan Dewan Perwakilan Rakyat, hari ini.
Pada proyek ini, Antam membentuk usaha patungan dengan Showa Denko KK Jepang, Marubeni Corporation Jepang dan Straits Trading Amalgamated Resources Private Limited of Singapore. Pada perusahan patungan ini Antam memiliki porsisaham 65 persen.
Awalnya, Alwinsyah melanjutkan, proyek tersebut bernilai US$ 250 juta. Namun, akibat kenaikan harga minyak beberapa waktu lalu, nilai proyek melonjak dua kali lipat hingga mencapai US$ 500 juta.
Rencananya, operasi komersial terhadap Tayan bisa dilakukan pada 2010. Dengan beroperasinya Tayan, Antam akan mampu mengolah cadangan bauksit dalam jumlah besar dan berkualitas tinggi menjadi chemical grade alumina. Berdasar bankable feasibility study, Tayan diperkirakan akan mampu memproduksi 300 ribu ton chemical grade alumina per tahun.
Wahyudin Fahmi