"Karena sudah tidak dirazia, saya 'narik' lagi," kata Nanang (41 tahun), salah seorang pengemudi bemo yang biasa mangkal di kolong jembatan layang Grogol, Rabu (17/9).
Dia mengatakan tidak punya pilihan selain mengemudikan bemo untuk menafkahi istri dan tiga anaknya. "Saya tidak punya keahlian lain," kata pria yang sudah hampir 20 tahun berprofesi sebagai sopir bemo ini.
Menurut sopir lain, Radi (50 tahun), saat ini jumlah bemo yang beroperasi di Grogol mencapai 90 unit. "Sudah seperti biasa saja, 'narik' semua," katanya. Bemo tersebut melayani trayek Grogol, Jelambar, dan Wijayakusuma.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat, Tanwir Panay mengaku, belum mengetahui bemo kembali marak di Grogol. "Biasanya mereka kucing-kucingan dengan petugas," katanya.
Padahal, dia melanjutkan, pihaknya sudah menurunkan petugas di sekitar pangkalan bemo Grogol. "Kami akan menambah petugas dan meningkatkan penjagaan," ujar Panay.
Reza Maulana