TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia mencatat nilai transaksi terbesar kedua pada pameran Instore Promotion di Jepang dengan pendapatan 14,3 juta yen (Rp 1,26 miliar).
"Nilai itu didapat sejak 9 Juli hingga 5 Agustus," kata Kepala Badan Pengembangan Ekspor Nasional, Bachrul Choiri , Jumat (19/9).
Pameran yang diadakan di Takashimaya Departement Store di Yokohama dan Tokyo, serta Kekyu Departement Store, Yokohama, itu diikuti sembilan perusahaan Indonesia, yaitu Mutumanikam Nusantara, Royak Silk, Runa Jewelry, Tuti Qolid, Owlhouse, Ardianto Batik, Sumba Art, Ciptasentra Reptindo Semesta, dan Yanvan Collection.
Perusahaan Indonesia memamerkan produk berupa perhiasan, lukisan Bali, batik, mebel, dan kerajinan tangan. Pengusaha Jepang, kata dia, juga ada yang menjual produk Indonesia, seperti Wayan Company dan Kurabi. "Yang dipamerkan kimono dan obi dengan motif batik," ujarnya.
Pameran ini tiap tahunnya diselenggarakan antara Juli-September, sesuai dengan produk Indonesia yang cocok untuk musim panas. Selain produk jadi, kata dia, pameran itu juga menawarkan makanan dan pertunjukan tarian asal Indonesia.
Adapun negara yang mencatat nilai transaksi terbesar pada pameran itu adalah Cina dengan total penjualan 22,5 juta yen (Rp 1,98 miliar).
Bahrul berharap pada tahun depan Indonesia dapat menempati urutan pertama. "Karenanya kita harus tingkatkan kualitas, desain, kemasan, dan menyesuaikan harga produk," ujarnya.
Cornila Desyana