TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Thomas Darmawan mengimbau agar pemerintah berhati-hati terkait rencana penarikan susu China dan produk turunannya yang diduga membahayakan. "Harus benar- benar berdasarkan penelitian dengan prinsip kehati-hatian," katanya ketika dihubungi, Selasa (23/9) malam.
Menurutnya, tidak semua produk Cina di Indonesia, termasuk 28 item yang akan ditarik distribuinya, mengandung melamin yang membahayakan. Dengan pengumuman rencana penarikan, produk lain yang berbau Cina pun bisa kena imbasnya. "Ujung-ujungnya merugikan peritel kecil dan industri," katanya. "Apalagi kita tidak impor susu dari Cina, tetapi dari Australia."
Bagi negara lain seperti Singapura yang mengandalkan produk impor, Thomas menambahkan, kebijakan pemerintahnya yang cepat menarik peredaran suatu produk masih bisa dimaklumi karena dampaknya ke industri tidak terasa. Tetapi bagi Indonesia yang memiliki banyak industri pengolahan khususnya makanan minuman, penarikan peredaran suatu produk pasti merugikan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan akan mengirimkan surat edaran untuk menarik peredaran 28 produk susu Cina dan turunannya karena dinilai membahayakan. Untuk itu, surat sudah dikirim ke pihak peritel. "BPOM reaktif sekali," Thomas mengomentari.
Tapi dia menilai, kebijakan BPOM itu boleh-boleh saja asal hati-hati dan mengacu regulasi di Indonesia. "Jangan hanya ikut-ikutan negara lain."
(Harun Mahbub)