TEMPO Interaktif, Jakarta: Selama satu tahun kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo dinilai belum optimal. Meskipun sudah meletakkan pola dasar pembangunan Jakarta, dari segi pembangunan fisik belum terlihat.
"Masyarakat menuntut kerja nyata Fauzi Bowo," kata Direktur Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) Husin Yazid kepada para wartawan, Minggu (5/10), di Sate Senayan Resto, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Kesimpulan itu tertuang dalam hasil survei aspirasi dan persepsi publik terhadap visi, misi, dan program Gubernur DKI Jakarta periode satu tahun pertama yang dilakukan Puskaptis.
Dalam survei itu terungkap, sebanyak 23,02 persen masyarakat menilai citra Foke, panggilan Fauzi Bowo, di mata masyarakat buruk, sebanyak 54,59 persen menilai citra Foke masih baik, sementara 22,39 persen masyarakat tidak tahu/tidak menjawab.
"Bila dibandingkan dengan tingkat kepemilihan Foke dalam pilkada 2007 sebesar 58 persen, angka itu jelas turun," kata Husin. Artinya, lanjutnya, masyarakt menginginkan percepatan kerja yang dilakukan Foke.
Lebih lanjut, hasil survei juga mengungkapkan sebanyak 83,33 persen tingkat partisipasi masyarakat selama satu tahun kepemimpinan Foke belum maksimal. Hanya 7,32 persen masyarakat mengaku tingkat partisipasi sudah optimal, sementara 9,35 persen tidak tahu/tidak menjawab.
"Karenanya kepemimpinan Fauzi Bowo-Prijanto harus maksimal melakukan sosialisasi tentang program-program kerja yang akan dilaksanakannya", kata Husin.
Salah satu caranya, lanjut Husin, adalah membangun kerja sama antara dinas teknis dengan biro humas untuk mensosialisasikan program-program kerja Pemerintah Provinsi DKI.
Puskaptis menilai belum maksimalnya kepemimpinan Foke disebabkan keterlambatan dalam anggaran. "Keterlambatan anggaran menyebabkan terhambatnya pembangunan proyek fisik", kata Husin. Karenanya, dia meminta kepada DPRD DKI Jakarta segera mengesahkan pencairan anggaran untuk proyek-proyek yang mendesak.
Amirullah