TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan 10 arahan kepada jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu bidang ekonomi dan pejabat badan usaha milik negara (BUMN). Arahan itu untuk mempertahankan momentum pertumbuhan agar Indonesia selamat dari imbas krisis Amerika Serikat. Presiden menyampaikannya saat pertemuan antara Pemerintah dengan Bank Indonesia, Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Perbankan Nasional, Pengamat di bidang Ekonomi dan Keuangan, serta sejumlah pimpinan media massa di Kantor Sekretariat Negara Senin (6/10). Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta jajaran pemerintah berkoordinasi, berkonsultasi dan bekerjasama dengan Bank Indonesia, perbankan, dan pelaku usaha di Indonesia.
Berikut ini, sepuluh arahan tersebut:
1. Semua kalangan tetap optimis, dan bersinergi menghadapi krisis keuangan untuk memelihara momentum pertumbuhan dan mengelola serta mengatasi dampak krisis itu." Kita tidak seharusn ya panik. Mari kita jaga kepercayaan masyarakat. Insya allah kita bisa atasi.," kata Presiden.
2. Tetap pertahankan nilai pertumbuhan enam persen yang ditargetkan tahun ini. Yang perlu dijaga, ujar Presiden adalah komponen permintaan, konsumsi , pembelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor.
"Mari kita manfaatkan perekonomian domestik dan mengambil pelajaran dari krisis 98 dimana sabuk pengaman perekonomian domestik adalah sektor UMKM, pertanian, dan sektor informal," ujar dia.
3. Optimalisasi APBN 2009 untuk memacu pertumbuhan dan membangun social safety net dengan sejumlah hal yang harus diperhatikan yaitu infrastruktur, alokasi penanganan kemiskinan, ketersediaan listrik serta pangan dan BBM.
4. Dunia usaha khususnya sektor riil harus tetap bergerak meskipun ekspansi bisa berkurang akibat krisis ini."Pajak dan penerimaan negara tetap terjaga supaya pengangguran tidak bertambah," kata Presiden. Kewajiban BI dengan jajaran perbankan, ujar Presiden adalah mengembangkan kebijakan agar kredit dan likuiditas tersedia agar sektor riil bergerak. Kewajiban pemerintah mengeluarkan kebijakan regulasi iklim dan insentif agar sektor riil tetap bergerak. "Kewajiban swasta lebih adaptif dan terus mempertahankan kinerja, tetap mencari peluang dan share the hardshift," ujarnya.
5. Semua pihak agar cerdas menangkap peluang untuk melakukan persaingan dan kerjasama ekonomi dengan negara sahabat. "Ekonomi asia akan tetap oke, pasar di AS dan Eropa akan lebih tertutup dan melemah untuk ekspor. Bikin produk indonesia lebih kompetif," kata dia.
6. Galakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestik akan bertambah kuat. "Menteri berikan insentif dan disinsentif agar kita tetap gunakan produksi dalam negeri. Cegah dumping barang luar negeri belok ke pasar dalam negeri," kata Presiden.
7. Jajaran pemerintah khususnya memperkokoh sinergi dan kemitraan atau partnership dengan jajaran perbankan dan swasta. "Cegah dan hilangkan buruk sangka atau kecurigaan. Semua berperan semua penting. Kalau ada masalah selesaikan dengan baik," kata Presiden.
8. Semua kalangan diminta menghindari sikap egosektoral dan memandang remeh masalah yang dihadapi. "Saya tidak bisa terima kalau tidak ada solusi dan jalan keluar. Betapapun penting dan kuatnya tidak akan bisa berjalan sendiri," tegas Presiden.
9. Berkaitan dengan pada 2008 dan 2009 merupakn tahun politik dan tahun pemilu, namun Presiden meminta semua kalangan tak melakukan langkah non partisan." Untuk kepentingan rakyat duntuk atasi masalah ini," kata dia.
10. Semua pihak diminta melakukan komunikasi dengan tepat dan bijak kepada rakyat." Jangan beri angin sorga, dont wory be happy. Tetap ajak
cegah rakyat waspada," ujar Presiden.
l Anton Aprianto/Ninin Damayanti/bambang harymurti