Presiden Direktur Bumi Resources Ari Saptari Hudaya mengatakan, bahwa pembelian kembali tambahan ini dilakukan akibat harga saham emiten berkode BUMI tersebut anjlok 74,56 persen selama empat bulan terakhir. Pada 12 Juni 2008, saham Bumi Resources menyentuh harga penutupan tertinggi dalam historis perdagangannya, yaitu di level Rp 8.550. Namun, pada penutupan perdagangan Senin kemarin, saham tersebut justru anjlok hingga ke level Rp 2.175.
Mekanisme pembelian kembali dianggap sebagai strategi menghadapi pasar yang tidak rasional akibat ketakutan akan guncangan finansial global yang berdampak pada semua sektor ekonomi. "Karena itu, kami berencana mengadakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan pemegang saham," kata Ari, dalam rilisnya, Selasa (7/10).
Sejauh ini, kata dia, perseroan sudah mengajukan surat permohonan pembelian kembali saham tambahan tersebut kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). "Saat ini kami masih menunggu persetujuannya," ujarnya.
Pada Juni lalu, perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie ini telah mengantongi izin pemegang saham untuk membeli kembali saham sebanyak 582.120.000 lembar atau setara dengan tiga persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan adalah sebanyak 19,404 miliar lembar saham.
Hingga kini, proses pembelian kembali tiga persen saham yang dimulai sejak 12 Juni 2008 tersebut masih akan berlangsung hingga 12 Juni 2009. Sampai 24 September lalu, total jumlah saham yang telah dibeli kembali sebanyak 144.913.500 lembar. "Dengan demikian, sisa saham yang belum dibeli kembali sebanyak 437.206.500 lembar," kata Ari.
WAHYUDIN FAHMI