Harga telepon seluler kelas menengah (hingga) atas mengalami kenaikan yang luar biasa, kata Puguh Radyanto, pedagang seluler di Singosaren Plaza, Surakarta, hari ini. Salah satu merek terkenal misalnya, yang pada lebaran lalu harganya Rp 7,25 juta, kini menjadi Rp 7,75 juta.
Ini pengaruh dolar yang naik, kata Puguh. Sedangkan untuk telepon seluler yang harganya di bawah Rp 1 juta, berkisar antara Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu per unit.
Meski demikian, kenaikan harga itu belum mempengaruhi permintaan masyarakat. Hanya para pedagang yang banyak mengeluhkan sulitnya mendapat pasokan barang dari para distributor. Banyak yang menahan barang karena menunggu harga makin naik, kata Puguh. Akibatnya, stok barang pedagang kian menipis. Pedagang menyiasatinya dengan saling bertukar barang antar kios jika ada permintaan.
Hal serupa juga terjadi di Supermarket Mulia Elektronik. Lily Ekawati, pemilik Mulia Elektronik, Surakarta, hanya mengandalkan stok sisa lebaran. Pesanan kami hingga saat ini belum datang, kata Lily. Padahal, seharusnya pesanan itu sudah tiba pekan kemarin. Repotnya, barang-barang yang sulit didapatkan adalah barang-barang yang laku keras seperti televisi 14 dan 21 inchi serta mesin cuci. Ia berharap stok yang ada masih bisa mencukupi hingga akhir bulan. | ahmad rafiq