TEMPO Interaktif, Sydney: Anggota kongres American Samoa meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat untuk menyelidiki dugaan kejahatan terhadap 42 nelayan Indonesia. Para nelayan tersebut meninggalkan kawasan American Samoa pekan lalu setelah terlantar di sana beberapa bulan.
Anggota kongres American Samoa Faleomavaega Eni Hunkin mengatakan salah satu nelayan hilang. Faleomavaega juga mengatakan bahwa beberapa nelayan lainnya telah mengatakan kepada otoritas tenaga kerja setempat kalau kontrak kerja mereka tidak dipenuhi para majikan mereka yang berasal dari Taiwan. Begitu juga dengan gaji yang sudah dijanjikan.
American Samoa sendiri merupakan daerah yang termasuk wilayah Amerika Serikat di Samudera Pasifik Selatan.
Faleomavaega menambahkan pemerinath Indonesia diperkirakan akan mengajukan gugatan terhadap perusahaan ikan dari Taiwan tersebut. Oleh sebab itu, Faleomavaega meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat menyelidiki kasus tersebut.
"Pada dasarnya, cerita yang saya dapatkan adalah para nelayan ini mencari ikan selama enam sampai tujuh bulan dan kembali lagi ke kawasan tersebut tapi hanya dibayar US$ 200 (Rp 2 juta) atau kurang," ujar Faleomavaega.
"Banyak dari mereka yang mengisyaratkan kepada kami bahwa mereka dijanjikan gaji lebih dari US$ 1.000 (Rp 10 juta) per bulan dan ada makelar serta agen dari Indonesia dan Singapura yang menangani dokumen perjalanan mereka... ada masalah yang sangat serius di sini," tegas Faleomavaega.
Radio Australia| Kodrat Setiawan