Manuver politik yang dimaksud adalah wacana untuk memboikot Pemilu 2009 (golput) yang disuarakan Wahid dan putrinya, Yenni Wahid, serta gerakan mundur menjadi calon legislator PKB.
"Kami akan menjawab manuver tersebut dengan kerja kongkrit," ujar Muhaimin di sela-sela acara halal bi halal PKB Jawa Tengah di Pondok Pesantren Al Fadlu asuhan KH Dimyati Rois, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah, Minggu (26/10).
Kerja konkrit yang dimaksud adalah terus melakukan konsolidasi, lebih dekat dengan warga Nahdhatul Ulama serta menjalankan program partai yang lebih riil seperti bakti sosial, pengajian, dan kegiatan yang bersinggungan dengan ekonomi kerakyatan.
Muhaimin, yang juga keponakan Wahid ini, tidak percaya ajakan golput yang dilakukan Wahid akan berjalan efektif dan mampu menggembosi suara PKB. "Warga NU pasti akan memilih partai yang ada keterikatan langsung dengan PKB," ujarnya.
Sedangkan soal gerakan mundur dari calon legislator PKB, Muhaimin menjelaskan, hal itu dilakukan oleh calon yang tidak puas dengan nomor urut. Muhaimin pun optimistis, pada Pemilu 2009 partainya mampu memperoleh 20 persen suara atau 150 kursi DPR RI. "Lihat saja nanti," ujar dia.
Sohirin