Burhanuddin membenarkan adanya warga yang terluka akibat terkena tembakan dari salah seorang anggota reserse dan kriminal Polwiltabes Makassar, Briptu ARS. "Saat itu anggota terpaksa mengeluarkan tembakan untuk membela diri," katanya.
Dari penjelasan Burhanuddin, menyebutkan bahwa saat itu tersangka ini sedang berjalan-jalan ke rumah temannya yang tidak jauh dari lokasi penembakan terjadi, saat lewat itu si ARS ini menyapa beberapa pemuda yang jumlahnya sekitar 11 orang. Kebetulan kumpulan pemuda tersebut baru saja minum-minuman keras tradisional yang disebut 'ballo'. Saat disapa itulah, warga tersinggung dan menyebabkan percekcokan.
Melihat warga mengeluarkan badik, tersangka ini melarikan diri, tetapi dikejar dan terjatuh, saat terjatuh inilah, ARS mengeluarkan tembakan peringatan, tetapi tidak diindahkan oleh warga, yang kemudian dalam kondisi terdesak dan membela diri maka anggota ini terpaksa menembak ke arah kaki korban.
Penjelasan Kapolwiltabes ini berbeda dengan penjelasan kakak korban, Nurhayati, menurutnya Hamzah sama sekali tidak ada masalah, dan adiknya ini sudah ngumpul-ngumpul sejak sore sekitar pukul 17.00 Wita dilokasi kejadian, saat malam, tiba-tiba datang aparat ini yang tanpa basa basi langsung mengeluarkan tembakan.
Burhanuddin mengatakan pihaknya akan memproses kasus ini sesuai aturan dan hukum yang ada, "kalau anggota itu terbukti bersalah, kita akan tindak tegas," katanya. Saat ini sejumlah anggota sudah berada di TKP untuk mendata dan mencari keterangan, termasuk teman-teman korban yang akan dimintai keterangan sebagai saksi. Termasuk tersangka juga saat ini dimintai keterangan di Mapolwiltabes Makassar.
Sementara untuk membuktikan apakah korban betul sedang dibawa pengaruh minuman saat kejadian, akan dibuktikan melalui tes urine.
Saat ini korban Hamzah, yang terluka dibagian paha kirinya akibat tertembak aparat, masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Mappaodang Makassar. Selain korban yang terkena luka tembak, seorang warga juga terluka dibagian tangan kirinya akibat terkena sabetan parang, hanya saja belum jelas pelakunya.
Irmawati