"Kami berharap pemerintah Obama bisa melihat isu HAM di Indonesia sesuai cara pandang internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, saat konferensi pers di Ruang Nusantara Deplu, Jumat (07/11).
Menurut Faiza, setiap masa kepemimpinan di AS selalu memunyai ciri-ciri atau dinamika yang berbeda. Begitu pula dengan hubungan bilateral RI dan Amerika. Kepemimpinan di bawah presiden yang berasal dari Partai Demokrat memang mengutamakan isu-isu, seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan lingkungan hidup.
Untuk isu HAM, Faiza yakin saat ini antara Indonesia dan AS ada kesamaan gelombang. Artinya dalam pemahaman dan penerapan HAM kedua negara telah sepaham. "Apalagi apresiasi internasional terhadap perkembangan HAM Indonesia saat ini sudah baik," ujarnya.
Salah satu buktinya ialah Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan HAM PBB bersama 165 negara lainnya. Sehingga tak adil bila pemerintahan Obama tak mau melihat realitas itu sebagai pertimbangan untuk mengapresiasi perkembangan HAM di Indonesia.
Rabu kemarin setelah proses pemilihan yang meriah, masyarakat AS akhirnya menasbihkan Barack Obama kandidat dari partai demokrat sebagai presiden baru Amerika Serikat.
Dalam sejarah hubungan bilateral Indonesia-Amerika ketika presiden AS berasal dari Partai Demokrat tak seromantis saat AS dipimpin orang dari Partai Republik. Terpilihnya Obama ini sempat menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat Indonesia apakah hubungan kedua negara akan sebaik saat Amerika dipimpin Presiden Bush.
Titis Setianingtyas